Sejarah Panjang Dinasti – Dinasti di China (Tiongkok)

“Kerajaan yang telah lama terpecah, pasti bersatu; yang telah lama bersatu, pasti pecah”

Timeline :

  • Zaman Prasejarah ? – 3500 SM
  • Zaman Mitologi 3500 – 2100 SM
  • Dinasti Xia 2100 – 1600 SM
  • Dinasti Shang 1600 – 1000 SM
  • Dinasti Zhou Barat 1100 – 771 SM
  • Periode Musim Semi dan Gugur 770 – 476 SM
  • Periode Perang 475 – 221 SM
  • Dinasti Qin 221 – 207 SM
  • Dinasti Han 206 SM – 220 [ Masehi ]
  • Tiga Kerajaan : 220 – 280
  • Dinasti Jin 265 – 420
  • Dinasti Utara dan Selatan 420 – 581
  • Dinasti Sui 581 – 618
  • Dinasti Tang 618 – 907
  • Periode 5 Dinasti 907 – 960
  • Dinasti Song 960 – 1279
  • Dinasti Jin 1115 – 1234
  • Dinasti Yuan 1271 – 1368
  • Dinasti Ming 1368 – 1644
  • Dinasti Qing 1644 – 1911
  • Republik China 1912 – 1949
  • Republik Rakyat China 1949 – ?

Prehistoric
Periode : Sebelum 3500 SM

1.700.000 SM : Manusia Yuamou. Mereka mampu membuar peralatan batu dan menggunakan api.

700.000 – 500.000 SM : Manusia Peking, mengumpulkan buah – buahan dan kacang – kacangan serta berburu.

5000 – 4000 SM : Kebudayaan Yangshao. Sejumlah barang keramik dibuat.

5000 – 3300 SM : Kebudayaan Hemudu. Padi ditanam, rumah kayu dibangun.

3 August Ones and 5 Emperors ( 三皇五帝 )
Periode : 3500 SM – 2000 SM

Zaman mitologi, berasal dari cerita rakyat serta literatur – literatur yang sangat kuno. Banyak versi, tergantung dari sumbernya. Yang digunakan disini adalah Records of the Grand Historian.

3 Orang Mulia :
Zaman legendaris dimana dataran dipimpin oleh 3 orang pahlawan / dewa mistis yang mengajarkan manusia akan cara hidup yang lebih baik.

  • Suiren : Mengajarkan manusia melubangi kayu dan menggunakan api.
  • Fuxi : Mengajarkan manusia cara memancing ( menganyam jaring ikan ) dan berburu.
  • Shennong ( Yandi ) : Mengajarkan manusia cara bertani dan membuat tembikar.

5 Pemimpin
5 penguasa pendiri negara – negara pertama.Huang Di / 黃帝 ( Kaisar Kuning ) [ 2699–2588 BC ]

Zaman dahulu, sering terjadi perang antar suku yang berlarut – larut. Huang Di pun berhasil mempersatukan suku – suku tersebut, kecuali satu suku, yang dikepalai Chi You. Keduanya pun bertempur, dan Huang Di menang, dan menjadi pemimpin daratan China yang dihormati. Diangkat sebagai “Ayah dari semua bangsa China”
Dalam pemerintahannya, diciptakan roda, perahu, rumah, dan kalender serta cara menenun sutra. Bawahannya Cang Jie, menciptakan aksara China pertama. Di bawah pemerintahannya, rakyat sangat makmur.

Zhuanxu / 顓頊 [ 2490–2413 SM ] :
Cucu Huang Di, pandai memanfaatkan orang berbakat dan menjaga ketertiban sosial.

Diku / 帝嚳 [ 2412–2343 SM ] :

Sangat dipercaya rakyat. Membuat sistem pendidikan pertama.

Yao / 堯 [ 2333–2234 SM ] :

Menjalankan sistem penentuan pewaris sesuai bakat dan kebajikan. Menyerahkan tahtanya kepada Shun karena merasa anak – anaknya tidak bisa menjaga keutuhan negara.

Shun / 舜 [ 2233–2184 SM ] :

Pemimpin yang sederhana dan cerdik. Menyerahkan tahtanya kepada Yu, sang pengendali banjir.


Xia Dynasty

Periode : 2070 SM – 1600 SM

Yu Agung
Dikatakan pada zaman dahulu kala, daratan sering dilanda bencana banjir konstan yang sangat besar.Shun menugaskan Yu untuk mengurus proyek pengendalian banjir. Yu yang baru menikah 4 hari sebelum ditugaskan pun pamit kepada istrinya, dan baru kembali 13 tahun kemudian setelah sukses dalam pekerjaannya. Shun pun kagum kepada kesetiaannya. Sebelum meninggal, Shun pun menurunkan tahtanya kepadanya. Yu pun naik tahta pada tahun 2070 SM dan menamai rezimnya Xia.

Kaisar Jie yang Kejam

400 tahun kemudian, Jie naik tahta. Ia adalah raja yang sangat lalim, yang hanya tahu bersenang – senang tanpa mempedulikan kehidupan rakyatnya. Dia pun mendirikan istana raksasa untuk selir kesayangannya, Ximei.

Karena begitu tinggi, dan seolah – olah terlihat dapat runtuh setiap saat, istana itu disebut “Istana Runtuh”. Ia begitu boros, dan membuat sebuah taman dengan kolam besar yang diisi arak, dan mengantungkan daging yang sudah masak ke pohon – pohonnya. Dia sendiri berlayar disana bersama Ximei, dan melakukan hubungan seksual bersamanya sambil menikmati keiindahan dan makanan serta arak yang ada di taman itu.

Karena merasa begitu berkuasa, dia pun membandingkan dirinya dengan matahari, dan berkata “Segala sesuatu di bawah langit adalah milikku ! Aku bagaikan matahari ! Bisakah matahari dipadamkan?”

Rakyat sangat membencinya.

Cheng Tang dari Shang

Seorang pejabat bernama Cheng Tang, adalah pemimpin yang sangat baik. Dia sangat dicintai oleh rakyatnya. Perlahan – lahan, rakyat mulai berpihak kepadanya dibandingkan Jie yang tamak dan sombong.

Ia mengirimkan asistennya, Yi Yin untuk menolong Jie ntuk memlai hidup baru. Tetapi, Jie tidak mau mendengarkan. Yi Yin pun kembali ke Shang, dan menyarankan Cheng Tang untuk menyerang ibukota.

Xia kalah telak,dan Jie pun diasingkan.

Jie memerintah dari 1728 SM sampai 1675 SM.

Cheng Tang sendiri naik tahta, dan menamai rezimnya Shang.


Shang Dynasty

Periode 1700 SM -1046 SM

Raja Shang Tang
Dalam pemerintahannya, Cheng Tang ( kini bergelar Shang Tang ), rakyar makmur karena menurunkan pajak secara besar – besaran, dan mengembalikan budak – budak Jie kembali ke keluarganya.

Dia memerintah selama 17 tahun.

Menteri Yi Yin Yang Setia
Sepeninggal Shang Tang, Yi Yin, sahabat serta perdana menteri Shang, terus membantu membangun berdirinya dinasti Shang.

1541, cucu Shang Tang, Taijia, menjadi kaisar, namun lebih sering bersenang – senang tanpa mempedulikan negara.

Yi Yin pun mengingatkannya akan Jie yang jatuh karena terlalu larut dalam kegiatan hedon, dan harus belajar dari kakeknya yang rendah hati. Namun Taijia tidak mau mendengarkannya.

Yi Yin pun menempatkan Taijia sebagai tahanan rumah di sebuah kediaman di samping kuburan Shang Tang, sementara Yi Yin sendiri menjalankan pemerintahan kembali.

Tinggal di dekat kuburan kakeknya, Taijia mulai merenung akan jalan sulit yang ditempuh kakeknya untuk mendirikan kerajaan seperti sekarang. Dia pun menyesal, dan meminta maaf kepada Yi Yin.

Dengan bantuan Yi Yin, Taijia pun menjadi pemimpin yang bijaksana.

Kaisar Zhou yang Kejam
Kaisar Zhou dari Shang , yang memerintah dari tahun 1075 SM sampai 1046 SM , merupakan pribadi yang sangat brutal. Sama seperti pendahulunya, dia mempunyai selir yang sangat cantik bernama Da Ji, yang sama kejamnya seperti pasangannya.

Proyek – proyek yang dilaksanakannya adalah sebagai berikut :

  • Teras Rusa, yang tingginya ratusan meter.
  • Kolam Arak dan Pohon Daging, seperti pendahulunya,Jie
  • Pilar Perunggu, dimana dia akan mengikat orang ke tiang tersebut dan memanaskannya sampai orang tersebut mati terbakar.
  • Lubang Reptil, dimana reptil – reptil ganas seperti ular ditaruh di dalamnya, lalu kemudian budak – budak dilempar ke dalamnya, dan meninggal baik disengat oleh ular berbisa, atau dimakan oleh buaya.

Dia bahkan kejam terhadap keluarganya sendiri, salah satunya pamannya , yang menasehati dia. Karena pamannya adalah orang bijak, dan legenda menyatakan bahwa orang bijak memiliki jantung dengan 9 tanda, dia pun memerintahkan untuk mencongkel keluar jantung pamannya sendiri.

Kebrutalannya yang lain ialah, memberikan peringatan kepada pejabat – pejabat yang merencanakan pemberontakan, dengan memberi mereka makan daging kedua petinggi negara, yaitu Marquis E dan Marquis Jiu, yang telah dimasak menjadi dendeng. Marquis Ji yang dihormati, namun tidak disukai oleh Kaisar Zhou, diberikan bubur daging. Dan diketahui bahwa daging di bubur tersebut adalah daging anaknya, yang melakukan protes kepada Kaisar Zhou.

Jiang Tai Gong

Marquis Ji, atau Ji Chang, adalah penguasa yang baik dan bermartabat. Suatu hari, saat sedang berjalan sambil merenung, dia pun sampai ke sebuah sungai. Di sana dia bertemu dengan seorang tua, yang bernama Jiang Tai Gong, memancing tanpa menggunakan umpan.

Heran akan tingkahnya, keduanya pun berbincang – bincang dan saling tertarik akan bakat masing – masing.

Ji Chang pun memanggil Jiang Tai Gong dengan sebutan “Tai Gong Wang” dan mengangkatnya sebagai penasehatnya.

Beberapa tahun kemudian, Ji Chang meninggal, dan mewariskan kekuasaannya ke anaknya, yang bernama Ji Fa.

Karena kekejaman Kaisar Zhou yang sudah semakin keterlaluan, Ji Fa pun memutuskan untuk menjatuhkan rezim Shang, bersama Jiang Tai Gong.

Kejatuhan Dinasti Shang
Ji Fa, mendirikan kerajaan baru, yang bernama Zhou ( perhatian : aksaranya beda dengan Kaisar Zhou dari Shang ) dan menamai dirinya Kaisar Wu dari Zhou . Dia sendiri adalah pemimpin yang baik, dan mampu memanfaatkan orang yang berbakat dengan baik.

Sebaliknya Kaisar Zhou dari Shang yang sangat lalim, semakin dibenci rakyatnya yang dapat memberontak setiap saat.

Keduanya pun berperang di Muye, tentara Zhou berjumlah 70.000, sedangkan tentara Shang 700.000.

Karena tentara Shang tidak bersemangat untuk berperang demi pemimpin mereka yang lalim, banyak dari mereka akhirnya menyerah.

Melihat kekalahan yang tidak bisa dihindari, Kaisar Zhou dari Shang membakar dirinya sendiri di istananya.

Kisah perang antara Shang melawan Zhou dinovelisasikan dalam Fengshen Yanyi.


Zhou Dynasty
Periode : 1046 SM –256 SM

Zhou Gong Dan
Adipati Zhou adalah adik kaisar Wu ( Ji Fa ). Ia adalah pejabat yang sangat cerdas. Sepeninggal Kaisar Wu, keturunannya, Kaisar Cheng naik tahta. Adipati Zhou pun mengatakan bahwa dia terlalu mudah, dan kekuasaan tidak boleh diberikan kepadanya sebelum dia cukup tua.

Akibat kecemburuan dari pihak yang iri kepada Adipati Zhou, dia pun dituduh akan melakukan pemberontakan.

Adipati Zhou tidak mengindahkan ini. Dia terus memelihara stabilitas nasional. Bahkan dikatakan dia tidak bisa mengalihkan pikirannya dari urusan negara. Pernah suatu kali, saat sedang makan, dia kedatangan tamu penting soal urusan negara. Dia pun meninggalkan makanannya dan bergegas menemui tamu tersebut.

Dalam 5 tahun , dia berhasil meredakan semua pemberontakan.

Ketika Kaisar Cheng dewasa, akhirnya adipati Zhou memberikan kembali kekuasaan kepadanya, dan bersama membangun negara.

Feudalisme
Dinasti Zhou menerapkan sistem feudal, yakni membagi negara menjadi negara – negara bagian yang dipimpin oleh orang yang berjasa besar. Sementara negara bagian tersebut harus membayar upeti, namun otonomi sangat digalakkan, sehingga mereka bisa membangun daerahnya tanpa ada campur tangan berlebih dari pemerintah pusat.

Baosi yang Tidak Pernah Tersenyum
Kaisar kedua belas Zhou, Kaisar You adalah kaisar yang lalim. Dia menelantarkan anak dan istrinya demi selirnya, Baosi. Dikatakan bahwa Baosi tidak pernah tersenyum.

Kaisar You yang sedih akan hal ini, memerintahkan pasukan perbatasan untuk menyalakan tanda api yang merupakan tanda serangan musuh.

Melihat asap yang membumbung, tuan – tuan tanah pun kebinggungan dan panik.

Baosi yang melihat ini pun tersenyum.

Kaisar You pun melakukan hal ini lagi secara berulang – ulang demi menyenangkannya.

Suatu saat, Markis Shen bergabung dengan suku Quanrong, merencanakan pemberontakan.

Kaisar You pun panik, dan menyalakan tanda api sekali lagi. Namun para tuan tanah yang mengira itu adalah kebohongan demi menyenangkan Baosi lagi, tidak mengindahkannya.

Istana pun diserang, Kaisar You dibunuh.

Putra Kaisar You, Kaisar Ping, memindahkan ibukota ke Luoyang di Timur. Dimulailah masa dimana pemerintah pusat menjadi lemah dan tidak lagi dihormati sementara setiap negara bagian saling bersaing untuk merebut kekuasaan.

春秋时代
Spring and Autumn Period

Periode : 770 SM – 476 SM

Setelah ibukota dihancurkan oleh Marquis Shen dan suku Quanrong, Kaisar Ping memindahkan ibukota ke timur di Luoyi. Sejak saat ini, kekaisaran Zhou tidak memiliki kekuasaan apapun. Mandat Surga hanyalah nama tanpa kekuatan, dan kaisar sendiri hanya sebuah figur tanpa pengaruh.

Periode Musim Semi dan Gugur adalah di saat tuan – tuan tanah saling memperebutkan kekuasaan dan pengaruh. Pada umumnya mereka masih mengakui kerajaan Zhou, tetapi beberapa ada yang sudah tidak mengirimkan upeti. Berjumlah kurang lebih 40 negara, Adipati Huan dari Qi (齐桓公), Adipati Wen dari Jin (晋文公), Raja Zhuang dari Chu (楚庄王), Adipati Mu dari Qin (秦穆公), dan Adipati Xiang dari Song (宋襄公) adalah yang paling berkuasa, dan mereka disebut 5 maharaja.

Timeline

  • 770 SM – Kaisar Ping memindahkan ibukota ke Luoyi
  • 681 SM – Raja Huan dari Qi menjadi Maharaja
  • 632 SM – Raja Wen dari Jin menjadi Maharaja
  • 625 SM – Raja Mu dari Qin menaklukan Quanrong
  • 597 SM – Raja Zhuang dari Chu menjadi Maharaja

5 Maharaja

  • Maharaja Huan dari Negara Qi [ Timur ]
    Maharaja pertama. Dengan Bantuan Guan Zhong berhasil membangun kekuatan ekonomi dan militer yang kuat. Mendapatkan dukungan dari negara bagian demi kesetiaan kepada Kaisar Dinasti Zhou
  • Maharaja Xiang dari Negara Song [ Tenggara ]
    Dikalahkan dalam pertempuran oleh negara Chu, karena terkekang oleh paham kebajikannya. Di saat pasukan Chu menyebrangi sungai untuk menyerang, dia malah memberikan waktu untuk mereka menyebrang, karena merasa menyerang mendadak saat musuh sedang kesulitan itu tidak baik.
  • Maharaja Wen dari Negara Jin [ Utara ]
    Karena konflik internal, dia harus diasingkan selama 19 tahun. Kembali dari pembuangannya demi mengembangkan negaranya. Menghormati Kaisar dan menghadapi suku asing dari Utara
Quote:
  • Maharaja Zhuang dari Chu [ Barat Daya ]
    Menteri – menterinya mendorongnya untuk meningkatkan kekuatan negara. Sangat pandai mencari orang berbakat. Awalnya tidak suka mengurus negara dan sering minum – minum. Namun setelah seorang menteri menyampaikan keluhan kepadanya, dia pun bangkit dan melaksanakan reformasi besar – besaran.
  • Maharaja Mu dari Negara Qin [ Barat ]
    Mencaplok 12 negara bagian dan tidak pernah kendor dalam usahanya memperluas kekuasaan.

Qi dan Chu
Dari lima negara tersebut, negara Qi dan negara Chu adalah yang terkuat dan ditakuti. Cara penguasaan negara Qi dan Chu berbeda, negara Qi menggunakan cara memberikan bantuan kepada negeri-negeri kecil lain seperti menyelesaikan politik dalam negeri orang lain ataupun mencegah negeri lain dari serangan musuh negeri itu serta membentuk perserikatan antar negara. Sedangkan negeri Chu menggunakan cara memberi terror dan ketakutan melalui kekuatan pasukannya.

Kematian Maharaja Huan
Ketika kematian Maharaja Huan dari Qi, negara Qi menjadi lemah, dan terjadi perebuatan kekuasaan dan negara Song ingin merebut menjadi ketua raja-raja muda menggantikan negeri Qi, tapi gagal karena negeri-negeri kecil masih mendukung negeri Chu. Pada akhirnya, negeri Chu karena sogokan negeri Zheng kemudian menyerang negeri Song, kemudian negeri Song meminta bantuan kepada negeri Qin yang saat itu menjadi negeri yang sangat kuat setelah terjadi pergantian Kaisar. Negeri Qin bergabung dengan ketiga negara besar lainnya (Qi,Jin,Song) dan mengalahkan Chu.

Memasuki Zaman Perang
Setelah memukul mundur negeri Chu. Raja dari negeri Qin mengumpulkan negeri Qi,Jin,Song dan 7 negeri-negeri kecil berkumpul di Kerajaan Zhou dengan maksud mengangkat dirinya menjadi pengganti Maharaja Huan sebagai Ketua dari perserikatan negara – negara. Saat itu negeri Zheng tidak hadir dalam pertemuan di kerajaan Zhou, sehingga raja Qin marah dan bersama-sama negeri Jin menyerang negeri Zheng. Zheng meminta bantuan kepada negeri Chu tetapi karena baru kalah perang, negeri Chu tidak mengirim pasukan bantuan. Akhirnya negeri Zheng menggunakan taktik adu domba dengan mengirimkan surat kepada negeri Jin bahwa negeri Jin dan negeri Qin sekarang ini sama kuatnya, karena negeri Zheng dekat dengan negeri Qin, maka Zheng akan menjadi milik Qi dan negeri Qi akan menjadi lebih besar dan kuat, yang kemudian suatu waktu akan menyerang negeri Jin. Raja negeri Jin yang berhasil dihasut kemudian menarik pasukan kembali ke negerinya. Pada saat itu, negeri Chu mengirimkan surat perdamaian dengan negeri Qin. Setelah perdamaian antara 2 negeri paling besar pada saat itu yaitu Chu dan Qin, perang-perang berikutnya tidak lagi dianggap dalam skala besar. Peperangan berlanjut sampai kepada masa “Periode Negara-Negara Berperang”

戰國時代
Periode Negara – Negara Berperang

Periode : 453 SM – 221 SM


Periode Negara-negara Berperang adalah sebuah zaman di penghujung Dinasti Zhou di Cina. Zaman ini ditandai dengan berakhirnya keadaan relatif damai di Zaman Musim Semi dan Gugur menjadi sebuah keadaan kacau di mana banyak negara terlibat dalam peperangan.

Timeline :

  • 356 SM Shang Yang dari Qin melancarkan reformasi
  • 342 SM Pertempuran Ma Lin pecah antara Qi dan Wei
  • 333 SM Perjanjian alliansi antara Yan, Zhao, Wei, Han , Qi dan Chu melawan Qin,membentuk persekutuan Hezong
  • 312 SM Zhang Yi melemahkan persekutuan Qin dan Chu
  • 256 SM Qin mengalahkan Dinasti Zhou
  • 249 SM Dinasti Zhou runtuh akibat tidak adanya penerus.
  • 230 SM Qin mengalahkan Han
  • 228 SM Qin mengalahkan Zhao
  • 225 SM Qin mengalahkan Wei
  • 224 SM Qin mengalahkan Chu
  • 222 SM Qin mengalahkan Yan
  • 221 SM Qin mengalahkan Qi, seluruh daratan China bersatu di bawah bendera Qin

7 Negara :
Ada puluhan negara pada periode awal zaman ini, namun setelah itu negara-negara kecil ditaklukkan oleh negara yang lebih besar. Akhirnya tinggallah 7 negara besar yang saling bermusuhan satu sama lain. Negara-negara tadi adalah :

  • Negara Qin (秦)
  • Negara Chu (楚)
  • Negara Han (韓)
  • Negara Qi (齊)
  • Negara Zhao (趙)
  • Negara Wei (魏)
  • Negara Yan (燕)

Kebangkitan Qin
Dari ketujuh negara selama Periode Negara – Negara Berperang, Qin lebih lemah dari berbagai aspek, namun semenjak Raja Xiao naik tahta, ia mempekerjakan Shang Yang untuk melaksanakan reformasi, mengembangkan pertanian dan militer. Akibatnya Qin bertambah kuat dan makmur.

Qin mulai menyerang negara – negara lain. Untuk mencegah persekutuan antara ke-enam negara lainnya, Qinmenerapkan strategi untuk melemahkan kepercayaan mereka.

  • Qin vs Chu : Chu adalah negara yang kuat di selatan. Untuk merusak persekuruan antara Chu dan Qi, Qin membujuk raja Huai dari Chu untuk memutuskan hubungan dengan Qi dengan berjanji akan memberikan hadiah berupa tanah kepada Qi, namun akhirnya Qin tidak menepati janjinya dan beraliansi dengan Qi. Chu pun menyerang Qin, namun kalah total karena Qin dibantu oleh Qi. Kekuatan Chu pun mulai merosot.
  • Qin vs Qi : Setelah Chu hancur, Qin dan Qi bersaing ketat dalam memperebutkan kekuasaan. Namun tahun 285 SM, Qin mengalahkan Qi dan kekuatannya berkurang banyak.
  • Qin vs Zhao : Raja Wuling dari Zhao menyuruh tentaranya belajar dari etnis di utara yang mahir berkuda dan memanah. Ini meningkatkan kekuatan Zhao secara pesat. Setelah merosotnya Qi, Zhao pun bersaing dengan Qin. Namun dalam pertempuran, Bai Qi, seorang jendral dari Qin, mengalahkan 400.000 tentara Zhao dengan mudah. Sejak saat itu, tidak ada negara yang mampu melawan Qin lagi.
  • Qin vs Dinasti Zhou : Kaisar Nan diam – diam berkomplot dengan negara bagian lain untuk melawan Qin, namun digagalkan. Kaisar Nan wafat , setelah itu dia digantikan oleh Kaisar Hui. Setelah Kaisar Hui meninggal, tidak ada pewaris resmi dari pihak keluarga kekaisaran dan dinasti Zhou berakhir pada tahun 249.

Qin pun akhirnya menguasai seluruh China


Qin Dynasty

Periode : 221 SM – 206 SM

Dinasti Qin adalah satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang sejarahnya. Dinasti Qin terkenal sebagai dinasti yang pendek umurnya, namun meletakkan dasar-dasar kekaisaran yang kemudian akan diteruskan selama 2000 tahun oleh dinasti-dinasti setelahnya. Dinasti ini juga adalah dinasti pertama yang mempersatukan suku bangsa beragam di Cina ke dalam entitas tunggal nasional Cina.

Timeline :

  • 221 SM – Qin menyatukan China
  • 214 SM – Tembok China mulai dibangun
  • 213 SM – Penguburan hidup – hidup filsafat – filsafat, pembangunan Istana Er Pang dan Mausoleum Lishan dimulai
  • 210 SM – Qin Shi Huang meninggal, Qin Er Shi, anaknya menggantikannya.
  • 209 SM – Chen Sheng dan Wu Guang menjalankan revolusi. Sentimen anti – Qin mulai tumbuh dimana – mana. 6 provinsi menyatakan kemerdekaan.
  • 207 SM – Kasim Zhao Gao membunuh Qin Er Shi dan mengangkat Ziying sebagai kaisar baru.
  • 206 SM – Tentara Liu Bang memasuki ibukota dan menggulingkan dinasti Qin

Qin Shi Huang
Seluruh China akhirnya disatukan oleh Qin, di bawah pimpinan Ying Zheng, yang kemudian menyebut dirinya Qin Shi Huang. Dia adalah tokoh yang kontroversional dalam sejarah China, sebab memiliki kontribusi yang besar, namun juga seorang tiran yang megalomaniak.

Kontribusi :

  • Menghilangkan feodalisme, dan membagi China menjadi 36 provinsi yang tetap dipakai dalam zaman berikutnya
  • Menyatukan seluruh bahasa tertulis China
  • Membuat standar pengukuran dan mata uang
  • Melaksanakan konstruksi jalan raya
  • Melaksanakan penggalian kanal Lin dan kanal Zheng Guo, yang menghubungkan saluran air di selatan
  • Memulai pembangunan Tembok Raksasa yang akan menjadi keajaiban dunia

Kontroversi :

  • Melaksanakan pembangunan Istana Er Pang dan Mausoleum Gunung Li yang melibatkan sumber daya manusia yang berlebihan.
  • Mengubur hidup – hidup 460 filsafat , dan membakar kitab – kitab serta buku – buku pendidikan dan membatasi kebebasan berbicara.
  • Membuat pemerintahan yang sangat keras dan ketat

Konspirasi di Shaqiu
Untuk mempublikasikan kekuatannya, Qin Shi Huang melakukan 5 perjalanan keliling negerinya. Pada setiap perjalanan, ia akan diiringi sejumlah besar pasukannya dan memberikan persembahan ke Surga dengan mendirikan moumen yang mengagungkan namanya sendiri. Perjalanan ini juga bertujuan mencari obat keabadian.

Namun 210 SM, dia wafat dalam perjalanan ke Shaqiu dalam umur 50 tahun. Ia membuat surat wasiat, berharap agar Fusu, anak sulungnya menjadi pewarisnya. Tetapi kasim Zhao Gao memalsukan surat tersebut, dan mengubah isinya yang menyuruh Fusu untuk bunuh diri dan anak bungsunya, Huhai menjadi pewarisnya.

Dia pun naik tahta sebagai Qin Er Shi dan menunjuk Zhao Gao sebagai perdana menteri

Pemberontakan Chen Sheng dan Wu Guang
Hukum di Qin sangat keras.

Chen Sheng dan Wu Guang adalah perwira angkatan bersenjata yang ditugaskan untuk berangkat ke Yuyang di utara.
Karena cuaca yang tidak bersahabat, keduanya pun sadar mereka tidak akan datang tepat waktu. Hukum Qin menyatakan bahwa kesalahan seperti ini akan berakibat hukuman mati.

Ketidaksenangan kepada rezim Qin yang brutal, serta ancaman kematian seperti ini mengakibatkan Chen Sheng dan Wu Guang merencanakan perlawanan.

Banyak rakyat kecil yang sepaham dengan mereka pun ikut dalam perlawanan ini. Namun karena tidak kuat melawan persenjataan Qin yang lebih lengkap, mereka ditaklukan dalam waktu singkat.

Tetapi, berkat perlawanan ini, sentimen anti Qin semakin kuat. Bibit pemberontakan semakin tumbuh. Kejadian tersebut menginspirasi berbagai pihak anti – Qin, misalnya Xiang Yu dan Liu Bang.

Menyebut Rusa sebagai Kuda
Qin Er Shi adalah penguasa yang tidak seperti ayahnya yang egois tapi cerdas, namun dia adalah kaisar yang kejam dan tidak cakap

Dia menyerahkan urusan negara pada Zhao Gao. Zhao Gao sendiri membunuh banyak menteri dan kerabat kerajaan yang tidak sepaham dengannya.

Suatu hari Zhao Gao membawa seekor rusa ke hadapan Qin Er Shi. Dia menyebut rusa itu adalah kuda.

Qin Er Shi yang jelas – jelas melihat bahwa itu adalah rusa, mengatakan dengan lantang kesalahan Zhao Gao.

Namun Zhao Gao menyuruh Qin Er Shi menanyakannya kepada menteri lain.

Takut akan dibunuh oleh Zhao Gao, mereka pun mengatakan bahwa rusa itu adalah kuda,dan Qin Er Shi pun percaya.

Dia pun mulai meragukan keputusannya sendiri dan semakin bergantung pada Zhao Gao.

Pada akhirnya Zhao Gao membunuh Qin Er Shi, dan mengangkat Ziying sebagai kaisar berikutnya.

Namun Ziying adalah orang yang cakap, dan menyadari bahwa Zhao Gao adalah penyebab segala kekacauan dalam negeri dan mengeksekusinya.

Persaingan Chu dan Han
Akibat pemberontakan yang dipimpin oleh Chen Sheng dan Wu Guang, kekuatan anti Qin muncul dimana – mana.

6 negara bagian menyatakan kemerdekaannya, dan yang terkuat adalah Chu, di bawah kepemimpinan Xiang Yu. Di sisi lain Han yang dipimpin oleh Liu Bang membentuk persekutuan dengan Chu, dan melancarkan serangan ke Guanzhong.

Tahun 207 SM, pasukan Xiang Yu berhadapan dengan pasukan Qin di Julu. Tetapi pasukan Liu Bang berhasil memasuki ibukota ( Xiang Yang ) terlebih dahulu. Ziying, kaisar Qin sepeninggal Qin Er Shi pun menyerah, sebelum akhirnya dieksekusi oleh Xiang Yu. Dinasti Qin pun berakhir.

Liu Bang Menyatakan Diri Sebagai Kaisar
Qin pun runtuh, dan hanya tersisa dua penguasa saat ini, yakni Liu Bang dari Han dan Xiang Yu dari Chu. Liu Bang bukan orang yang berbakat, namun dia tahu bagaimana cara mengendalikan orang yang berpotensi, berlainan dengan Xiang Yu yang berbakat, namun egois.

Keduanya bertempur dan Liu Bang keluar sebagai pemenang.

Tahun 202 SM, Liu Bang menyatakan dirinya sebagai Kaisar, dan menamakan rezimnya Han. Dia sendiri bergelar Kaisar Gaozu dari Han.


Han Dynasty
Periode :
206 SM – 220 [ Masehi ]

Dinasti Han adalah satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang sejarahnya. Dinasti ini adalah yang meletakkan dasar-dasar nasionalitas Cina mewarisi penyatuan Cina dari dinasti sebelumnya, Dinasti Qin. Dinasti Han merupakan salah satu dinasti terkuat di Cina, dan karena pengaruhnya yang besar, etnis-etnis mayoritas di Cina sekarang ini menyebut mereka orang Han.

Timeline
202 SM – Liu Bang menyatakan diri sebagai Kaisar Han
188 SM – Ratu Lu bertindak sebagai wali
179 SM – 141 SM – Pemerintahan Kaisar Wen dan Jing
141 SM – Pemerintahan Kaisar Wu
119 SM – Ekspedisi melawan bangsa Hun
8 [ Masehi ] – Wang Mang mengambil kekuasaan
25 – Pemerintahan Kaisar Guangwu
57-88 – Pemerintahan Kaisar Ming dan Zhang
169 – Kasim memegang kekuasaan
184 – Pemberontakan Kain Kuning
189 – Dong Zhuo berada di ibukota

Ratu Lu
Setelah Liu Bang wafat, istrinya Ratu Lu mendapat gelar sebagai ibu suri. Berambisi merebut kekuasaan, Ratu Lu membunuh selir kesayangan Liu Bang dan putranya, lalu kemudian membantu putranya sendiri, Kaisar Hui untuk naik tahta. Namun karena umurnya yang pendek, rezim Kaisar Hui tidak berlangsung lama.

Ratu Lu belum menyerah, dia menempatkan kaisar yang masih bayi di tahta kekaisaran, dan dia sendiri bertindak sebagai wali. Ia mengangkat banyak kerabatnya menjadi pejabat. Dan di saat kematiannya, keluarganya merencanakan pemberontakan, namun gagal.

Pemerintahan Kaisar Wen dan Jing
Selama pemerintahan Kaisar Wen, kebijakan ketenangan diterapkan dan memungkinkan rakyat untuk memperbaharui hidup. Kaisar sendiri sangat mendorong perkembangan pedesaan. Dia juga hidup sederhana dan dipercaya rakyat. Penerusnya, Kaisar Jing melanjutkan pemerintahan yang baik dan membawa stabilitas sosial selama 40 tahun.

Kaisar Wu dari Han, Dibukanya Jalan Sutra
Kaisar Wu ( 156 SM – 87 SM ) adalah kaisar yang berani dan visioner. Dia melaksanakan sebagian reformasi, memperluas wilayah dan membawa Han ke masa kejayaan Dia menyerang bangsa Hun dan memperluas wilayah dinasti.
Dia juga mengirim Zhang Qian ke barat dan mempromosikan pertukaran kebudayaan serta membuka Jalan Sutra.

Wang Mang Merebut Kekuasaan
Dinasti Han mulai surut semenjak pemerintahan Kaisar Cheng. Selama pemerintahan Kaisar Ping, Wang Mang diangkat menjadi menteri Perang dan mengepalai politik istana. Sepeninggal Kaisar Ping, Wang Mang pun mengambil kekuasaan dan menamai rezimnya Xin.

Wang Mang sendiri adalah pemimpin yang tidak tegas, dan akibatnya rakyat menderita sementara China juga dilanda kekeringan. Karena ketidakjelasan ini, rakyat pun memberontak

Restorasi Kaisar Guangwu
Liu Xuan, seorang anggota keluarga kekaisaran Han menyerang Wang Mang dan menghancurkan dinasti Xin yang hanya berlangsung selama 15 tahun.
Dinasti Han pun berjalan lagi, dan mencapai kejayaan kembali. Liu Xuan pun naik tahta sebagai kaisar Guangwu

Kejatuhan Dinasti Han
Perlahan – lahan kaisar – kaisar akhir dinasti Han mulai bergantung pada kasim. Kasim yang haus kekuasaan pun mengendalikan istana. Yang mengkritisi akan dihukum. Sejak saat ini Han mulai merosot lagi.

Pemberontakan Kain Kuning
Selama pemerintahan Kaisar Ling, pemberontakan Kain Kuning di bawah kepemimpinan Zhang Jiao terjadi. Mereka memberikan pukulan telak kepada otoritas negara sebelum akhirnya dikalahkan.

Dong Zhuo
Ketika Kaisar Shao naik tahta, He Jin menjadi walinya. Takut akan kekuasaan kasim, dia memanggil Dong Zhuo ke ibukota. Rencananya gagal, Dong Zhuo membunuhnya bersama kasim – kasim tersebut. Dia pun mengangkat Kaisar Xian, dan memonopoli kekuasaan.

Pada akhirnya, dia berhasil dikalahkan, namun dinasti Han semakin kacau.

三国
Tiga Kerajaan
Periode :
220 – 280

Zaman Tiga Kerajaan adalah sebuah zaman di penghujung Dinasti Han di mana Cina terpecah menjadi tiga negara yang saling bermusuhan.

Timeline :
192 – Dong Zhuo dieksekusi
200 – Pertempuran Guan Du
208 – Pertempuran Karang Merah
220 – Cao Pi menyatakan dirinya Kaisar dengan nama rezim Wei, dan menjatuhkan Han sepenuhnya
221 – Liu Bei naik tahta dan menamakan rezimnya Shu Han
229 – Sun Quan naik tahta dan menamakan rezimnya Wu
263 – Wei mengalahkan Shu Han
265 – Sima Yan merebut kekuasaan Wei dan mengganti gelar kerajaan menjadi Jin
280 – Jin mengalahkan Wu dan menguasai China

Kebangkitan Cao Cao
Negara mulai memasuki periode pertempuran antar tuan tanah.Sepeninggal Dong Zhuo, Yuan Shao memegang kekuatan militer yang kuat di utara.

Kekuatan lainnya, Cao Cao bertempur dengannya dan berhasil menang dengan gemilang di Guan Du dan menjadi penguasa dataran tengah ( ibu kota ) dan utara.

Cao Cao pun mengangkat dirinya sebagai perdana menteri dan mengendalikan seluruh negeri.

Pertempuran Karang Merah
Cao Cao yang ingin segera menyatukan negeri, akhirnya mempersiapkan diri untuk menyerang daerah selatan yang dipimpin oleh Sun Quan. Sun Quan pun memutuskan untuk beraliansi dengan Liu Bei. Pada tahun 208, ketiga kekuatan beradu di Chi Bi ( Karang Merah ). Pasukan Cao Cao yang berjumlah 10 kali lipat melawan tentara Liu Bei dan Sun Quan di pertempuran air.

Berkat taktik yang cerdik, yaitu menipu Cao Cao untuk mengikat kapalnya menjadi satu kesatuan, dan mengirim Huang Gai yang pura – pura berkhianat, Zhou Yu ( penasehat Sun Quan ) dan Zhuge Liang ( penasehat Liu Bei berhasil mengirim kapal dengan bahan peledak membakar seluruh kapal Cao Cao.

Cao Cao pun lari kembali ke wilayahnya, sementara Liu Bei melaju ke barat dan memperluas wilayahnya. Sun Quan pun melakukan hal yang sama.

Kerangka dasar 3 kerajaan telah lahir

Tiga Kerajaan
Tahun 220, Cao Cao wafat, dan anaknya Cao Pi merebut tahta dinasti Han dan membentuk dinasti baru dengan nama Wei dan Luoyang sebagai ibukota.

Setahun kemudian, Liu Bei memproklamirkan dirinya sebagai Kaisar di Chengdu.

Tahun 229, Sun Quan mengangkat dirinya sebagai kasiar Wu di Jian Ye.

Ketiga kekuatan terlibat dalam pertempuran yang berkepanjangan.

Akhir dari Shu
Setelah Liu Bei wafat, Liu Shan, anaknya yang tidak cakap naik tahta. Zhuge Liang, perdana menteri, mebaktikan seluruh hidupnya kepada negara dengan tidak henti – hentinya berekspedisi ke utara melawan Wei, meredakan pemberontakan, dan menjalin persahabatan kembali dengan Wu.

Namun semua sia – sia karena dia wafat sebelum ekspedisi ke utara itu berhasil. Tanpa bimbingan dan pengawasan Zhuge Liang, Liu Shan pun menjadi larut dalam kesenangan dan tidak mempedulikan negara.

Tahun 263, Wei menyerang, dan Liu Shan menyerah tanpa perlawanan. Shu pun berakhir

Kejatuhan Wei
Sima Yi dari Wei berasal dari keluarga pemikir dan ahli taktik yang terkenal. Dia memegang kekuasaan besar di Wei. Sepeninggal Cao Rui, Cao Fang naik tahta sebagai kaisar remaja. Cao Shuang dan Sima Yi bertindak sebagai wakilnya. Tahun 249, Sima Yi melakukan kudeta dan membasmi Cao Shuang serta kelompoknya.

Sejak saat ini, keluarga Sima memegang kekuasaan Wei, dan tahun 265, Sima Yan, cucu Sima Yi, mendesak kaisar terakhir Wei, Cao Huan untuk mundur, dan mengubah nama dinasti menjadi Jin.

Hancurnya Wu
Kaisar terakhir Wu, cucu dari Sun Quan, Sun Hao adalah penguasa yang kejam dan di bawah pemerintahannya, Wu merosot dengan cepat. Tahun 279, Sima Yan melancarkan serangan ke Wu, dan Sun Hao pun menyerah.

Tiga kerajaan berakhir, dan China bersatu kembali di bawah bendera Jin.


Jin Dynasty
Periode :
265 – 316

Dinasti Jin adalah dinasti yang mempersatukan Cina setelah terpecah menjadi tiga negara pada Zaman Tiga Negara pasca Dinasti Han. Dinasti Jin bercikal bakal dari Negara Wei yang kemudian dikudeta oleh keluarga Sima.

Timeline :

  • 280 – Jin menyatukan China
  • 291 – Gangguan 8 pangeran
  • 308 – Liu Yuan, kepala suku Xiongnu menyatakan dirinya Kaisar dan menyebut rezimnya Wu-Han
  • 316 – Wu-Han menduduki ibukota
  • 317 – Sima Rui menyatakan diri sebagai kaisar Jin di Jiankang
  • 319 – Shi Le mendirikan rezim Zhao dan menghancurkan Wu-Han
  • 376 – Fu Jian dari rezim Qin menyatukan utara
  • 383 – Pertempuran Feishui antara Qin dan dinasti Jin
  • 386 – Toba Gui mendirikan rezim Wei Utara
  • 420 – Liu Yu merebut kekuasaan Jin, dan mengubah nama dinasti menjadi dinasti Song

Era Taikang
Pemerintahan Kaisar Wu dari Jin ( Sima Yan ) dianggap sebagai pemerintahan yang baik. Saluran – saluran air dibangun dan pajak dikurangi dengan pesat. Pertanian pun berkembang pesat.

Karena kejayaan ini, kekaisaran menjadi sangat kaya. Kaisar Wu dari Jin pun sering berpesta pora. Para pejabat mulai mengkritisinya sambil mengkhawatirkan aktivitas kaum barbar di utara.

8 Pangeran
Setelah Kaisar Wu dari Jin ( Sima Yan ) berkuasa, ia memberikan gelar pangeran kepada kerabatnya. Dia melakukan ini karena merasa rezim Wei yang ia tumbangkan, kekurangan dukungan dari kerabatnya sendiri.

Pangeran – pangeran ini memiliki kekuasaan besar atas militer negara. Tindakan ini membuka jalan untuk perebutan kekuasaan berikutnya. Istri Kaisar Wu,Ratu adalah wanita ambisius. Ia merencanakan monopoli atas politik istana, Ia bahkan menyingkirkan putra mahkota.

Setelah kematian Kaisar Wu pada tahun 209, Kaisar Hui pun naik tahta. Kaisar Hui adalah penguasa yang bodoh. Banyak rakyat yang mati kelaparan sementara dia bersenang – senang. Dia juga membunuh banyak menteri yang mengkritisinya.

Pangeran Sima Lun dari 8 pangeran pun menggulingkan Kaisar Hui. Pangeran – pangeran lain yang ingin merebut kekuasaan pun bergerak.Akhirnya, selama 16 tahun berlangsung konflik dalam istana.

Serangan dari Utara
Ketika keluarga kerajaan saling bertikai satu sama lain, suku – suku dari utara di bawah kepemimpinan Liu Yuan mulai menyerang dinasti Jin.

Tahun 316, dinasti Jin dikalahkan. Keluarga kerajaan lari ke selatan. Sima Rui menyatakan dirinya sebagai kaisar dengan nama Kaisar Yuan dan menjadikan Jiankang sebagai ibukota.

Sejak saat ini, kekuasaan dinasti Jin dibatasi hanya di daerah selatan Yangtze.Sementara di utara yang dikuasai etnis minoritas pecah menjadi 16 negara.

Pertempuran antara ke-16 negara pun tak terelakkan. Dan tahun 370, Fu Jian dari Qin Utara mengalahkan kesemuanya, dan menyatukan utara.

Pertempuran Fei Shui
Setelah menyatukan utara, Fu Jian pun memutuskan untuk menyerang dinasti Jin di selatan pada tahun 383. 800.000 prajurit dikerahkan. Meskipun tentaranya menang dalam hal jumlah, tentara Qin Utara sebagian besar terdiri dari prajurit – prajurit yang tidak berpengalaman.

Fu Jian pun kalah, dan hanya 100.000 prajurit yang tersisa. Kekuatan Qin Utara pun berkurang, dan Fu Jian dibunuh oleh bawahannya. Akhirnya daerah utara masuk dalam era keterpecahan lagi.

Wei Utara
Tuoba Gui melihat kesempatan karena kekalahan Fu Jian pun membuat negaranya sendiri yaitu, Wei Utara pada tahun 386.

Runtuhnya Jin
Berkat ekspedisi yang dilakukan Liu Yu dari Jin, dinasti Jin akhirnya berhasil mencaplok kembali beberapa daerahnya di utara. Prestise Liu Yu meningkat pesat, dan pada tahun 420 pun dia melakukan kudeta, dan dinasti Jin pun berakhir. Dia pun menamakan rezimnya Liu Song.

Sementara itu, di utara,di bawah kepemimpinan kaisar Daowu,Wei Utara berhasil mengalahkan negara – negara lain dan menyatukan China Utara. Dua penyatuan ini mengantar China ke periode dimana Wei Utara akan berhadapan dengan Liu Song di selatan.

南北朝
Northern and Southern Dynasties
Periode :
420 – 589

Dinasti Utara dan Selatan adalah sebuah masa dimana China terbagi menjadi dua, yakni Wei Utara dan Liu Song ( Selatan ). Setelah runtuhnya Wei Utara dan Liu Song, beberapa dinasti yang berumur pendek menggantikan keduanya, sebelum akhirnya disatukan oleh Dinasti Sui.

Meskipun periode ini penuh kekacauan, teknologi dan agama, khususnya Buddha berkembang pesat di zaman ini.

Timeline [ Utara ]
499 – Kaisar Xiaowen wafat dan Wei Utara pun mulai merosot.
534 – Wei Utara terpecah menjadi Wei Timur dan Wei Barat
550 – Gao Yang, menteri dari Wei Timur, memaksa kaisar untuk mundur, dan mengubah nama rezim menjadi Qi Utara.
557 – Wei Barat berubah menjadi Zhou Utara
575 – Kaisar Wu dari Zhou Utara mengalahkan Qi dan menyatukan utara
581 – Yang Jian dari Zhou Utara menggulingkan kaisar dan mengubah nama rezim Zhou Utara menjadi Sui. Dia menyebut dirinya Kaisar Wen dari Sui.
589 – Kaisar Wen menyerang dinasti Chen di Selatan, dan menyatukan China.

Timeline [ Selatan ]
479 – Xiao Daofu membunuh Kaisar Houfei dari Liu Song, dan mendirikan dinasti Qi Selatan.
502 – Pemberontakan Xiao Yan yang mengakhiri Qi Selatan. Dia mendirikan dinasti Liang.
556 – Chen Baxian mengambil tahta Kaisar Jing dari Liang, dan mendirikan dinasti Chen. Dinasti ini lebih lemah dibanding dinasti – dinasti selatan sebelumnya.
589 – Kaisar Wen menyerang dinasti Chen di Selatan, dan menyatukan China.


Sui Dynasty
Periode :
581 – 618

Dinasti Sui adalah sebuah dinasti yang menjadi peletak dasar bagi kejayaan Dinasti Tang sesudahnya. Terusan besar dibangun pada masa dinasti ini. Dinasti ini cukup pendek karena hanya 2 kaisar yang benar-benar memerintah.

Timeline :
581 – Yang Jian ( Kaisar Wen dari Sui ) mendirikan dinasti Sui, setelah menggulingkan Zhou Utara.
589 – Sui menaklukan dinasti Chen dan menyatukan China
604 – Kaisar Wen meninggal, Kaisar Yang dari Sui naik tahta
605 – Kanal Besar mulai digali
606 – Sistem Ujian Pegawai Negeri Kerajaan diterapkan
610 – Kanal Besar selesai
616 – Kaisar Yang dari Sui membangun kapal naga yang mewah dan melakukan perjalanan ke seluruh negeri.
617 – Li Yuan membangun pasukan.
618 – Kaisar Yang dari Sui dibunuh, digantikan oleh kaisar You yang akhirnya digulingkan oleh Li Yuan. Dinasti Sui pun berakhir

Kaisar Wen dari Sui
Tahun 589, Kaisar Wen dari Sui mengakhiri periode kacau dinasti Utara dan Selatan. Ia adalah pekerja keras. Dalam pemerintahannya, dinasti Sui mencapai kestabilan sosial, politik dan ekonomi.

Salah satu prestasinya adalah mendirikan 3 departemen dan 6 lembaga pengawasan negara yang akan dipakai dalam dinasti berikutnya.

Meski seorang kaisar, ia hidup hemat. Ia minum teh biasa dan makan makanan sederhana. Dia juga memperhatikan kehidupan rakyat.

Dia pun meninggal tahun 604, dan dikatakan bahwa anaknya, Kaisar Yang sendiri yang membunuhnya.

Kaisar Yang dari Sui
Yang Guang adalah putra kedua Kaisar Wen. Ia memiliki bakat, dan mencapai hasil luar biasa dalam perang penyatuan melawan Chen. Tetapi dia juga adalah seorang yang licik. Ia menuduh putra mahkota Yang Yong, putra pertama Kaisar Wen merencanakan pemberontakan. Maka ia pun menjadi putra mahkota. Setelah Kaisar Wen jatuh sakit dan meninggal ( dikatakan Yang Guang yang meracuninya ) , dan dia pun naik tahta sebagai Kaisar Yang dari Sui.

Dia adalah kaisar yang royal. Dia meneruskan pembangunan tembok raksasa, dan melanjutkan pembangunan kanal besar. Dia juga melaksanakan sebagian ekspedisi yang memperluas daerah Sui, namun membuat negara bangkrut. Pajak tinggi pun diberlakukan. Rakyat pun tidak bisa mencari nafkah untuk hidup.

Dia membangun ibukota timur yang berisikan gunung buatan, mengelilingi negeri dengan kapal naga. Dalam proyek pembangunan kembali tembok raksasa, 6.000.000 rakyat meninggal, termasuk wanita dan anak – anak yang juga dipaksa untuk bekerja.

Setelah serangkaian serangan ke Goguryeo ( Korea ) gagal, negara pun bangkrut, dan pemberontakan berlangsung

Tiraninya pun berakhir ketika salah satu bawahannya membunuhnya. Cucunya, Kaisar You pun naik tahta, sebelum akhirnya digulingkan oleh Li Yuan yang membentuk dinasti Tang.

Kanal Besar
Dinasti Sui berlangsung singkat namun berpengaruh besar. Pertama sistem ujian pegawai negeri utuk memilih pejabat, yang tetap dipakai di masa depan. Kedua, kanal besar. Kaisar Yang memobilisasi jutaan buruh untuk mempercepat penggalian kanal besar antara tahun 605 – 610. Kanal itu memanjang dari Beijing di Utara sampai Hangzhou di Selatan, dengan panjang 2500 km. Kanal ini menghubungkan sungai Hai, sungai Huai, sungai Qiantang serta sungai Yangtze dan sungai Qiantang. Kanal ini adalah kanal pertama dan terpanjang di dunia.

Pembangunan kanal ini meningkatkan aliran budaya dan ekonomi antara utara dan selatan. Namun proyek ini selesai berkat penderitaan rakyat yang harus bekerja paksa.


Tang Dynasty
Periode :
618 – 907

Dinasti Tang adalah satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang sejarahnya di mana ekonominya makmur, masyarakatnya tentram dan kebudayaannya mencapai hasil yang luar biasa.

Timeline :
618 – Li Yuan menyatakan diri sebagai Kaisar Tang dengan gelar Gaozu
626 – Kudeta Gerbang Xuanwu, Li Shimin diangkat menjadi putra mahkota
641 – Putri Wencheng menikahi Raja Tibet
690 – Wu Zetian mengangkat diri sebagai kaisar wanita dan mengubah nama dinasti menjadi Zhou
705 – Wu Zetian turun tahta , dan mengembalikan gelar dinasti Tang. Kaisar Zhongzong naik tahta.
712 – Kaisar Xuanzong naik tahta
755 – Pemberontakan An Lushan
880 – Pemberontakan Huang Chao
907 – Zhu Wen merebut kekuasaan, mengubah nama dinasti ke Liang dan menyatakan berakhirnya dinasti Tang. China pun memasuki periode “Lima Dinasti”

Berdirinya Tang
Li Yuan atau Kaisar Gaozu awalnya adalah pejabat dinasti Sui. Ia menduduki Chang An ketika Kaisar Yang melakukan perjalanan mengelilingi negara. Dengan dukungan Li, Kaisar You naik tahta.

Kaisar Yang terbunuh di Jiangdu pada tahun 618 akibat pemberontakan. 2 bulan kemudian, Li Yuan memaksa Kaisar You turun tahta dan menyerahkan kekuasaan kepadanya. Li Yuan kemudian mendirikan Dinasti Tang dan mengangkat diri sebagai kaisar dengan gelar Kaisar Gaozu.

Kudeta Gerbang Xuanwu
Kaisar Gaozu mengangkat putra sulungnya , Li Jiancheng sebagai putra mahkota, dan Li Shimin, putra keduanya sebagai Pangeran Qin, dan Li Yuanji, putra ketiga, sebagai pangeran Qi.

Li Shimin mempunyai prestasi gemilang dalam memadamkan pemberontakan. Hal ini mengancam Li Jiancheng yang takut posisinya akan direbut. Dia pun berkomplot dengan Li Yuanji,untuk menyingkirkan Li Shimin.

Kedua pihak mulai bersaing. Li Shimin dituduh, dijelek – jelekkan dan bahkan sempat diracuni.

Geram akan kekejaman saudaranya, Li Shimin menyergap dan membunuh kedua saudaranya di gerbang Xuanwu.

Kaisar Gaozu yang menyadari situasi telah demikian serius meminta nasihat dari menteri – menterinya. Mereka menyarankan padanya agar menetapkan Li Shimin sebagai putra mahkota untuk menenangkannya.

Kaisar Gaozu mengeluarkan titah yang memerintahkan agar seluruh sisa pasukan Li Jiancheng dan Li Yuanji menghentikan perlawanan dan tunduk pada Li Shimin.

Ia juga memanggil putra keduanya itu menghadapnya untuk memberinya beberapa nasihat, di hadapan ayahnya Li Shimin berlutut dan menangis. Tiga hari kemudian ia mengangkat Li Shimin sebagai putra mahkota dan menyerahkan seluruh tanggung jawab negara padanya. Dua bulan setelahnya ia turun tahta dan Li Shimin menjadi kaisar berikutnya dengan gelar Taizong.

Pemerintahan Zhenguan
Li Shimin melanjutkan tahta sebagai Kaisar Taizong. Dalam pemerintahannya, China mencapai kemakmuran nasional. Pada saat bersamaan, pengaruh Tang ke dunia juga meluas.

Prestasinya adalah sbb :

  • Ia pandai mengenali dan menggunakan orang berbakat tanpa memandang latar belakangnya. Dia mempekerjakan Wei Zheng yang dulunya bekerja untuk kakaknya, Li Jiancheng sebagai perdana menteri. Ia juga mendorong menteri – menterinya untuk berani mengeluarkan pendapat.
  • Membagikan tanah untuk petani yang tidak memiliki lahan. Dan jika terjadi bencana, dia akan meniadakan pajak.
  • Menekankan pendidikan untuk rakyat berada, mendirikan sekolah, musium dan akademi serta menyusun dokumen sejarah.
  • Menyerbu bangsa Turk yang mengganggu wilayah Tang dari waktu ke waktu.

Putri Wencheng
Tahun 640, Raja Songsten Gampo dari Tibet, mengirim utusan untuk membentuk alliansi dengan perkimpoian antar keluarga kerajaan. Kaisar Taizong pun mengirim purti Wencheng. Songsten Gampo sangat senang.

Dia pun membangun istana dengan arsitektur Tang. Istana ini dikenal dengan nama istana Potala.

Putri Wencheng membawa banyak buku pengobatan, penanaman pohon, pertukangan, astronomi dan sebuah kalender.

Tidak ada bahas tertulis di Tibet, putri Wencheng pun membujuk Songsten Gampo untuk menciptakan bahasa.

Sampai sekarang, pasangan suami-istri ini masih sangat dihormati di Tibet.

Wu Zetian
Wu Zetian adalah selir dari Kaisar Taizong. Setelah kaisar Gaozong naik tahta, ia mengangkat Wu Zetian sebagai ratu.

Kaisar Gaozong lemah secara fisik. Wu Zetian pun mengambil kesempatan ini untuk merebut kekuasaan. Setelah Gaozong wafat, Wu Zetian menyingkirkan Kaisar Zhongzong. Dia pun menjadi kaisar wanita dan memonopoli kekuasaan.

Tahun 690, Wu Zetian yang berumur 67 tahun mengganti gelar dinasti Tang menjadi Zhou.

Kejam terhadap orang yang menentangnya, ia menempatkan orang berbakat di posisi penting tanpa melihat masa lalunya.

Meskipun seorang pemimpin yang cekatan, prestasi Wu Zetian menurun di akhir pemerintahannya. Dia terlalu mempercayai Zhang Changzong dan Zhang Yizhi, dan keduanya memanfaatkan ini untuk merebut kekuasaan.

Tahun 705, Wu Zetian jatuh sakit. Urusan negara pun dilimpahkan ke kedua Zhang. Perdana Menteri Jiangzhi bersama menteri lainnya sepakat untuk mengeksekusi kedua pejabat korup tsb.

Anak Wu Zetian akhirnya mengembalikan tahta ke Kaisar Zhongzong, dan rezim Tang kembali berkuasa lagi.

Pemerintahan Kai Yuan [ Kemakmuran ]
Perselisihan internal dalam istana tidak berakhir sampai akhirnya Li Longji naik tahta sebagai kaisar Xuanzong. Dia adalah kaisar yang rajin dan cerdas.

Perdagangan internasional terjadi secara reguler dan pengusaha serta pelajar asing masuk ke kekaisaran Tang. Transparansi politik, stabilitas sosial serta pengaruh yang mendunia dinikmati oleh kekaisaran. Ibukota Chang An menjadi pusat kebudayaan dan ekonomi global. Kemakmuran sosial dan ekonomi juga meningkatkan perkembangan sastra dan seni.

Pemerintahan Kai Yuan [ Kemunduran ]
Di akhir pemerintahannya, Kaisar Xuanzong mulai mengabaikan urusan negara dan larut dalam kesenangan. Ia mempekerjakan pejabat licik, Li Linfu sebagai perdana menteri dan menyerahkan urusan negara kepadanya. Li menghukum banyak menteri setia.

Namun akhirnya Li dibunuh oleh Yang Guozhong. Yang Guozhong akhirnya menjadi perdana menteri, namun dia juga mengambil 36 jabatan lainnya, dan menguasai istana. Dia menggelapkan pendapatan negara, dan hidup mewah.

Kaisar Xuanzong sendiri mencurahkan perhatiannya kepada Yang Guifei, adik perempuan Yang Guozhong.

Pemberontakan An Lushan
An Lushan adalah seorang jendral dari Turk. Setelah mendapat perhatian kaisar Xuanzong karena sering memujinya, dia diangkat sebagai gubernur 3 daerah di perbatasan.

Tahun 755, An Lushan menduduki ibukota, dan mengubah nama dinasti menjadi Yan.

Kaisar lari bersama Yang Guifei.

Di Ma Wei, jendral – jendral membunuh Yang Guozhong, si pejabat korup. Mereka pun menuntut Yang Guifei dihukum mati.

Kaisar tidak mempunyai pilihan lain, akhirnya mengeksekusi Yang Guifei yang sangat ia cintai.

Tahun 756, Pangeran Li Heng naik tahta sebagai kaisar Suzong, dan menyerang kembali ibukota. An Lushan dibunuh oleh putranya sendiri.

Setelah 8 tahun pemberontakan, akhirnya selesailah konflik yang melemahkan kekuatan Tang secara drastis

Pemberontakan Huang Chao
Ketidakstabilan politik menyulitkan rakyat untuk mencari nafkah. Pemberontakan pun terjadi. Huang Chao memimpin 100.000 pasukan, merebut Chang An. Huang Chao pun mengangkat diri sebagai kaisar dan rezimnya bernama Qi Agung. Namun kerajaannya hanya berlangsung 10 tahun.

Zhu Quanzhong
Bawahan Huang Chao, Zhu Wen membelot ke pasukan Tang. Dia pun berhasil menekan pemberontakan Huang Chao. Akhirnya Zhu membunuh kaisar Tang terakhir, Zhaozong dan mengangkat dirinya kaisar atas dinasti Liang yang didirikannya.

五代十國
5 Dynasties & 10 Kingdoms
Periode :
907–960

Dengan didirikannya Liang oleh Zhu Wen, China memasuki periode 5 dinasti dan 10 negara, periode perpecahan nasional yang serius. Dalam 50 tahun , dimulai dari Liang, ada 5 dinasti di Dataran Tengah. Mereka adalah Liang, Tang Akhir, Jin, Han, dan Zhou. Ini lah 5 dinasti.

Liang berlangsung dari 907 – 923, kemudian runtuh dan digantikan oleh Tang Akhir yang akhirnya dikalahkan oleh bangsa Khitan pada tahun 936. Jin berlangsung dari 936 – 947 dan digantikan oleh Han yang hanya berlangsung 3 tahun saja sampai 950, dan akhirnya digantikan Zhou yang didirikan Guo Wei, berlangsung 9 tahun sampai Zhao Kuangyin menggulingkan pemerintahannya dan membentuk rezim baru bernama Song pada 959.

Song di bawah pimpinan Zhao Kuangyin akhirnya menyatukan kerajaan – kerajaan di selatan serta menguasai Han Utara. Akhirnya China bersatu lagi di bawah bendera Song.

Song Dynasty
Periode :
960 – 1279

Dinasti Song adalah salah satu dinasti yang memerintah di Cina antara tahun 960 sampai dengan tahun 1279 sebelum Cina diinvasi oleh bangsa Mongol. Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia yang mencetak uang kertas dan merupakan dinasti Cina pertama yang mendirikan angkatan laut. Dalam periode pemerintahan dinasti ini pula, untuk pertama kalinya bubuk mesiu digunakan dalam peperangan.

Timeline :
960 – Zhao Kuangyin mendirikan dinasti Song dan mengambil gelar sebagai kaisar Taizu dari Song
976 – Kaisar Taizu wafat, adiknya Zhao Guangyi naik tahta sebagai kaisar Taizong
1004 – Pasukan Liao menduduki Song. Kedua pihak menyetujui pakta perdamaian.
1069 – Wang An Shi memulai reformasi.
1127 – Bencana Jinkang. Ibukota dipindahkan ke Lin’an. Kaisar Gaozong dari Song naik tahta
1134 – Yue Fei melaksanakan ekpedisinya
1141 – Song Selatan dan Jin ( Jurchen ) menandatangani pakta perdamaian. Yue Fei diadili.
1234 – Kekaisaran Mongolia dan Song Selatan bergabung untuk menaklukan Jin ( Jurchen )
1235 – Kekaisaran Mongolia menyerang Song Selatan
1271 – Kubilai Khan mengubah nama dinasti Song menjadi dinasti Yuan
1276 – Pasukan Yuan menduduki ibukota Song.
1278 – Wen Tianxiang , perdana menteri Song dihukum mati
1279 – Liu Xiufu lompat ke laut bersama bayi Kaisar Song di punggungnya.

Kaisar Taizu
Ketika naik tahta, Taizu mewarisi segudang masalah yaitu menyatukan negara yang telah terpecah-belah selama setengah abad. Dia harus melawan Han Utara dan suku barbar di Utara, dan meredakan kerusuhan di negerinya sendiri.

Untuk kebijakan dalam negeri, Kaisar Taizu menyusun tata cara dan kebijakan Song untuk pegangan bagi kaisar-kaisar berikutnya dan mereformasi sistem ujian kerajaan. Ia juga mendirikan institusi yang memungkinkan kebebasan berserikat sehingga menghasilkan kemajuan ilmu pengetahuan.

Kaisar Taizu adalah seorang ahli ilmu bela diri, ia menciptakan jurusnya sendiri yang merupakan pengembangan dari kungfu Shaolin, yaitu Chang Quan yang juga dikenal dengan nama Taizu Quan. Jurus ini menjadi dasar dari wushu modern aliran Chang Quan. Selain itu, Kaisar Taizu juga dianggap sebagai penemu triple-stick.

Mengambil Alih Kepemimpinan Militer dengan Secangkir Arak
Setelah naik tahta , Kaisar Taizu khawatir akan terjadinya kudeta yang memaksanya turun yang membuat negara kacau lagi.

Tahun 961, dia mengumpulkan jendral – jendralnya ke sebuah perjamuan. Kaisar Taizu pun berkata “Aku harap aku masih menjadi seorang pejabat, sulit rasanya menjadi seorang kaisar. Aku tidak pernah bisa tidur nyenyak.” Jendral – jendral pun bertanya mengapa. Kaisar Taizu hanya menjawab “Sederhana saja, siapa yang tidak ingin mengatur negara layaknya Kaisar?.”

Para jendral pun bersujud dan berkata bahwa mereka akan tetap setia kepadanya.Taizu memberikan penawaran pada mereka. Dia berkata bahwa bukankah mereka telah mencapai kehormatan dan sukses sehingga mengapa mereka tidak merelakan kekuasaan militer mereka demi kehidupan yang tenang. Ia pun menjanjikan upah besar terhadap jendral – jendral. Demikianlah ia telah menghilangkan akar penyebab kudeta militer.

Ancaman dari Utara
Dinasti Song tidak habis – habisnya mendapatkan serangan dari utara. Liao dan Jin ( Jurchen ) adalah 2 ancaman utama.

Liao
Liao adalah etnis nomaden yang muncul di timur laut China. Yelu Abaoji menyatukan Liao dan menyatakan diri sebagai kaisar.

Tahun 927, putranya Yelu Deguang naik tahta dan menguasai 16 prefektur di utara, dengan bantuan Shi Jingtang.

Untuk mengembalikan wilayah yang hilang di utara, Kaisar Taizong dari Song melancarkan 2 ekpedisi, namun berhasil dikalahkan oleh Liao. Sejak saat itu Song tidak pernah menyerang Liao lagi. Tahun 1004, pasukan Liao menyerang Song, dan berhasil dikalahkan, namun Song harus menyetujui pakta perdamaian dengan mereka dan harus mengirimkan 100.000 tael perak dan 200.000 gulung sutra tiap tahunnya.

Jin
Jurchen adalah suku yang aktif di timur laut. Tahun 1115, Wanyan Aguda menyatakan diri sebagai kaisar dengan nama rezim Jin. Jin menjadi kuat dalam waktu singkat dan mengalahkan Liao pada 1125.

Yang Ye Melawan Pasukan Liao
Tahun 980, 100.000 pasukan Liao menyerang perbatasan Song.Yang Ye pun memukul mundur mereka. Pasukan Liao menjulukinya “Jendral tak tertandingi”. Tahun 986, pasukan Song melancarkan ekpedisi melawan Liao, namun berjalan buruk. Kaisar Taizong pun memerintahkan penarikan pasukan. Yang Ye pun mengusulkan untuk melindungi rakyat sipil dan mundur untuk sementara.

Wang Shen dan Liu Wenyu malah memaksanya menyerang Liao dan mencapnya sebagai pengkhianat jika tidak melakukannya.

Yang Ye pun mau tidak mau menyerang. Saat dia meminta bantuan Pan Mei dan Wang Shen di tengah pertempuran, mereka berdua malah kabur karena kalah.

Yang Ye pun ditangkap, anak – anaknya dan semua anak buahnya tewas dalam pertempuran. Yang Ye menolak menyerah dan mogok makan selama menjadi tahanan. 3 hari kemudian dia wafat.

Ketika kaisar Taizong mengetahui kematian Yang Ye, dia merasa sangat terluka. Pan Mei diturunkan 3 pangkat, dan Liu Wenyu serta Wang Shen diusir dari istana.

Rezim Liao sangat menghargai perjuangan Yang Ye. Setelah ia wafat, mereka membangun kuil untuk menghormatinya.

Reformasi Wang Anshi
Tahun 1067, Kaisar Shenzong menunjuk Wang Anshi sebagai perdana menteri. Ia pun mengusulkan :
-Meminjamkan uang dan benih kepada petani dan akan dibayar setelah panen, demi menghindari orang kaya memperdaya petani dengan pinjaman berbunga tinggi.
-Peraturan pasar, dimana mencegah eksplotasi usahawan atas petani dan meningkatkan perdagangan antar wilayah.
-Membeli barang tidak terjual dan menjualnya kepada pengusaha dengan harga rendah.
-Memberikan latihan militer sehingga bisa dimobilisasi saat ada keperluan.
-Kebijakan reformasi sistem ujian pegawai negeri, mendirikan akademi dan meningkatkan pelatihan keterampilan.
Kebijakan – kebijakan ini berhasil menghemat 40 % pengeluaran negara, namun juga gagal karena menteri istana yang konservatif menentangnya. Dan di saat bersamaan, Wang Anshi pun enggan menderngar kritik dan mempekerjakan pejabat yang mencari keuntungan pribadi.

Bencana Jingkang
Tahun 1125, setelah menguasai Liao, Jin pun menyerbu Song, dan menyerang ibukota. Rezim Song pun mencari jalan perdamaian, dan kaisar Song menyetujuinya. Dia harus memanggil kaisar Jin sebagai paman, menyerahkan 3 provinsi, dan memberikan 60.000 tael perak dan emas kepada Jin.

Namun 1127, Jin menyerang lagi, menangkap kaisar Huizong dan Qinzong bersama anggota keluarga kerajaan lainnya. Peristiwa ini disebut bencana Jingkang.

Song dan Jin
Setelah bencana Jingkang, kaisar Gaozong dari Song menjadikan Lin’an ibukota baru. Tentara Jin terus menyerang Song, dan istana Song terbagi menjadi 2 pihak, yang mendukung perundingan damai, dan mendukung pertahanan melawan Jin.

Yue Fei Memberikan Pengabdian Setia kepada Negara
Yue Fei mempelajari sastra dan bela diri sejak kecil. Tahun 1122, ia masuk ketentaraan. Ibunya pun menatoo punggungnya dengan 4 huruf,yaitu “Jin Zhong Bao Guo ( 盡忠報國 )” yang artinya “Bayarlah Negara dengan Kesetiaan Tertinggi”.

Setelah menjadi Jendral, pasukan Yue Fei dikenal memiliki keberanian dan efisiensi yang tinggi serta disiplin militer yang sangat ketat. Kapan pun mereka melalui desa, mereka akan berkemah di tepi jalan.Mereka pun berhasil menguasai kembali daerah – daerah yang dikuasai Jin.

Dikatakan, pasukan Jin sangat takut akan Yue Fei, dan berkata “Lebih mudah memindahkan gunung daripada mengguncang tentara Yue Fei.”

Ketika Yue Fei dan Jendral anti Jin lainnya bertempur habis – habisan melawan musuh, perdana menteri Qin Hui malah mengusulkan rencana perdamaian dengan Jin dan memaksa Kaisar Gaozong menarik pasukan Yue Fei.

Usaha Yue Fei dan anak buahnya dalam 10 tahun pun sia – sia dalam 1 hari.

Qin Hui pun merencanakan muslihat kepadanya. Akhirnya tahun 1142, Yue Fei beserta putranya serta pelayan – pelayannya dieksekusi.

Kejatuhan Dinasti Song
Dari Timur, muncul kekuatan baru yang mengerikan, yakni kekaisaran Mongolia.

Song pun beralliansi dengan Mongolia dan menaklukkan Jin.

Namun akhirnya Mongolia juga menyerang dinasti Song. Tahun 1271, Kubilai Khan, kaisar Mongolia mengganti gelar Song menjadi Yuan.

Perdana menteri Wen Tianxiang memperjuangan semangat anti – Yuan di berbagai provinsi. 1278, dia ditangkap dan dieksekusi. Selama dipenjara, dia menulis banyak puisi. Salah satu yang paling terkenal adalah “Menyebrangi Laut Lingding”. Ia menyuarakan patriotisme dalam 2 baris, yakni :

“Siapakah dari zaman dahulu yang bisa hidup selamanya? Hati yang setia akan besinar selamanya dalam catatan sejarah”

Lin’an, ibukota Song pun akhirnya diduduki oleh Yuan. Menteri Lu Xiufu membawa kaisar bocah, Zhao Hao mundur ke Yanshan. Sampai di tepi laut, mereka dikepung oleh tentara Yuan. Lu Xiufu pun menggendong kaisar di punggungnya dan lompat dari tebing.

Dinasti Song pun berakhir


Yuan Dynasty
Periode :
1271–1368

Dinasti Yuan adalah satu dari dua dinasti asing di Cina (yang lainnya adalah dinasti Qing). Dinasti asing berarti dinasti yang bukan didirikan oleh orang Han karena di zaman dulu, Han adalah satu-satunya yang dianggap mewakili entitas China. Dinasti ini didirikan oleh Kublai Khan.

Timeline
1234 – Kekuatan gabungan Song dan Mongolia berhasil mengalahkan Jin.
1260 – Kubilai Khan mewarisi tahta Khan Mongolia.
1271 – Kubilai Khan menyerang dinasti Song dan mendirikan rezim menjadi Yuan.
1275 – Marco Polo datang ke China.
1279 – Runtuhnya dinasti Song.
1294 – Kubilai Khan meninggal dunia.
1351 – Pemberontakan dimulai.
1368 – Zhu Yuanzhang mengangkat dirinya sebagai Kaisar, melancarkan serangan kepada Yuan dan menguasai seluruh China.

Mongolia
Orang yang menjadi penakluk terbesar dunia berasal dari Mongolia. Bangsa Mongol adalah kelompok etnis nomaden yang mengembara di stepa sebelah utara tembok besar. Tahun 1206, Temujin dari suku Borjigin berhasil mengalahkan suku – suku lainnya dan menyatukan Mongolia.

Ia pun mengangkat dirinya sebagai Genghis Khan, yang berarti kaisar semesta. Ia memprmosikan penggunaan bahasa Mongolia, mengadopsi cara – cara pertempuran dengan meriam dan senjata api, dan kemudian melancarkan serangan ke negara – negara tetangga dan dengan efektif menguasai sebagian besar negara – negara Asia.

Setelah Genghis Khan wafat, penerusnya melanjutkan penaklukan ke barat. Pertama , Mongolia menaklukkan Russia, kemudian Polandia dan Hongaria.

Pada masa kejayaannya, kekaisaran Mongol membentang dari Laut Jepang hingga Eropa Barat. Wilayah – wilayahnya mencakup :

  • China
  • Kerajaan Khorezm (bisa disebut juga wilayah Persia atau Iran-Irak-Azerbaijan sekarang ini)
  • India bagian utara
  • Beberapa negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand, Burma, dll)
  • Timur Tengah atau Asia Barat Daya (Mesir, Yaman, sebagian Turki, dll) Sebagian wilayah Rusia
  • Asia Tengah (Afganistan, negara2 pecahan Soviet: Ukraina, Georgia, Belarusia, Moldavia, dll)
  • Mongolia
  • Beberapa negara di Eropa Timur atau Eropa Tengah (Bulgaria, Hungaria, dll)
  • Asia Timur (Korea, Jepang)

Yerusalem (Israel, Palestina)

Kekaisaran ini pun dimaklumatkan sebagai kekaisaran terbesar di dunia. Wilayahnya mencakup 33 juta km², dan merupakan kekaisaran terkuat pada abad pertengahan.

Kubilai Khan
Kubilai Khan adalah cucu Genghis Khan. Ia naik tahta tahun 1260. Tahun 1271, dia menggunakan Khanbaliq ( sekarang Beijing ) sebagai ibukota. Ia juga dikenal sebagai kaisar Shizu dari Yuan. Dia menghapus dinasti Song, mendirikan dinasti Yuan dan membentuk Kekaisaran Mongolia Bersatu. Dinasti Yuan adalah rezim pertama yang dipimpin oleh etnis bukan Han.

Selama pemerintahannya, Kubilai menghargai sistem hukum Han dan menerapkannya dalam pemerintahan. Pada saat yang sama, ia juga memperhatikan pertanian dan konservasi air. Atas usahanya ini, dinasti Yuan memperbaharui banyak sistem pemerintahan.

Selama dinasti Yuan, banyak utusan, pedagan, dan pengunjung asing datang ke China untuk negosiasi bisnis, kegiatan misionaris,pertukaran budaya atau hanya untuk melihat – lihat kemegahannya.

Buku – buku barat tentang astronomi dan matematika menyebar. Bubuk mesiu, percetakan dan kompas juga ditemukan dan disebarkan ke Eropa.

Marco Polo
Ayah dan paman Marco Polo adalah pedagang Venesia yang pernah ke China. Dari cerita keduanya, dia tahun bahwa China adalah negara yang makmur, dan ia tertarik untuk pergi kesana.

Tahun 1275, ia datang ke China bersama ayah dan pamannya. Mereka menghadap Kubilai Khan.

Ia dengan cepat mempelajari bahasa Mongol dan China dan mendapatkan perhatian khusus oleh Kubilai Khan. Dia pun mengirimnya ke berbagai provinsi untuk melakukan inspeksi atas keadaan sosial. Semuanya membuat Kubilai Khan puas.

Kubilai Khan pun mengirimnya ke banyak tempat lainnya, dan bahkan memberinya tugas diplomatik. Dikatakan bahwa Marco Polo diangkat sebagai gubernur Yangzhou selama 3 tahun.

Dia pun akhirnya kembali ke Venesia setelah tinggal di China selama lebih dari 10 tahun.

Kemudian ia terlibat dalam perang Venesia lawan Genoa, dan dipenjarakan. Di penjara , ia menulis pengalamannya di China dalam “Perjalanan Marco Polo”.

Setelah buku ini diterbitkan, efeknya adalah menimbulkan kegemparan dan minat yang semakin besar dari orang Eropa untuk menjelajahi dunia.

Kejatuhan Dinasti Yuan
Setelah Kubilai Khan wafat, dinasti Yuan, bahkan kekaisaran Mongol mulai merosot pengaruhnya. Faktor – faktor yang membawa keruntuhan dinasti Yuan pasca – Kubilai Khanadalah :

  • Sistem Hierarki. Rezim Yuanmembagi seluruh negara menjadi 4 tingkat,
    • Orang Mongol yang mempunyai hak terbesar
    • Orang Semu ( Orang – orang Eropa )
    • Orang Han Utara
    • Orang Han Selatan
    • Bangsa Han ditekan sehingga menyebabkan berbagai perlawanan dimana – mana.
  • Perebutan tahta. Keadaan politik yang panas di istana menyebabkan kekacauan internal yang berlarut – larut.
  • Pemberontakan di negara – negara yang dikuasai, sementara wilayahnya yang sangat luas menyebabkan kekaisaran sulit meredakannya. Akibatnya banyak negara akhirnya memerdekakan diri.
  • Keluarga kerajaan hidup royal dan berfoya – foya. Untuk mengatasi kekurangan keuangan, pemerintah memungut pajak tinggi dan mengeluarkan banyak uang kertas, sehingga menyebabkan inflasi serius.

Hingga akhirnya, pemberontakan sekte agama Teratai Putih dan Sorban Merah yang dipimpin Han Shangtong dan Liu Futong. Dia menyatakan dirinya sebagai keturunan keluarga kerajaan dari dinasti Song. Sepeninggal Han Shangtong, dia menempatkan putranya Han Lin’er sebagai penerusnya.

Salah satu pemimpin tentara pemberontak Sorban Merah yang mendukung Teratai Putih, Zhu Yuanzhang berhasil mengungguli popularitas Han Lin’er karena prestasinya yang gemilang dalam menghancurkan pasukan Yuan.

Han Lin’er pun meninggal ( ada yang berkata bahwa agen rahasia kiriman Zhu Yuanzhang yang membunuhnya ). Zhu Yuanzhang berhasil merebut Khanbaliq, ibukota Yuan, menguasai seluruh China dan mendepak bangsa Mongol kembali ke daerahnya di utara.

Dinasti Ming pun akhirnya didirikan


Ming Dynasty
Periode :
1368–1644

Dinasti Ming adalah dinasti satu dari dua dinasti yang didirikan oleh pemberontakan petani sepanjang sejarah Cina. Dinasti ini adalah dinasti bangsa Han yang terakhir memerintah setelah Dinasti Song.

Timeline :
1368 – Zhu Yuanzhang menyatakan diri sebagai kaisar dinasti Ming
1398 – Zhu Yuanzhang meninggal dunia, cucunya naik dengan gelar Kaisar Jianwen dari Ming
1399 – Putra Zhu Yuanzhang , Zhu Di melancarkan pemberontakan Jingnan
1402 – Zhu Di menduduki ibukota, namun tidak menemukan kaisar Jianwen. Dia pun menyatakan dirinya sebagai kaisar Chengzu dari Ming
1405 – Zheng He ( Cheng Ho ) memulai ekspedisi pertamanya. Kaisar Yingzong ditangkap oleh pasukan Mongol pada pertempuran Tumubao
1563 – Qi Jiguang membasmi perompak Jepang
1572 – Reformasi Zhang Juzheng
1616 – Nurhachi dari Jurchen menyatakan dirinya Khan dengan nama dinasti Jin Akhir
1623 – Kasim Wei Zhongxian merebut kekuasaan negara
1626 – Yuan Chonghuan menghadang pasukan Jin di Ningyuan, Nurhachi tewas dan Hong Taiji mewarisi tahtanya
1628 – Pemberontakan besar – besaran terjadi
1644 – Li Zicheng , “Raja Penghancur” , mendirikan rezim Dashun. Kaisar Chongzheng dari Ming menggantung diri di Meishan, mengakhiri dinasti Ming

Kaisar Hongwu
Zhu Yuanzhang dilahirkan dalam keluarga miskin. Dia menjadi pendeta Buddha di Kuil Huangjue sejak kecil. Namun akhirnya kuil itu ditutup karena kekurangan dana akibat bencana kelaparan yang terjadi. Zhu Yuanzhang pun akhirnya menjadi pengemis. Namun setelah perjuangan keras, akhirnya dia menjadi pemimpin pemberontakan anti Yuan.

Pada saat dia menyatakan berdirinya Ming, dia mengambil gelar sebagai kaisar Hongwu.

Ia adalah kaisar yang kontroversional.Di satu pihak, dia memperlakukan rakyat dengan sangat lembut, namun di sisi lain, dia pencuriga dan membunuh banyak menterinya dengan kejam.

Latar belakangnya yang berasal dari golongan kelas bawah membuatnya memahami penderitaan golongan petani yang tertindas oleh para tuan tanah, bangsawan dan orang-orang kaya.

Tahun 1372, Hongwu memerintahkan pembebasan atas rakyat biasa yang dijadikan budak pada akhir Dinasti Yuan. 14 tahun kemudian ia juga memerintahkan para pejabatnya untuk menebus anak-anak dari Hunan yang terpaksa dijual oleh orang tua mereka akibat bencana kelaparan yang menimpa daerah itu. Di bawah masa pemerintahannya standar hidup rakyat mengalami peningkatan.

Kaisar Hongwu membuat hukum yang sangat ketat dalam istana, dan menetapkan hukuman yang berat untuk yang melanggarnya, misalnya pejabat yang mengelapkan 80 untai emas akan dikuliti dan kulitnya dibuat menjadi tas dan digantung sebagai peringatan untuk yang lainnya. Selama pemerintahannya, ia menghukum 10 ribu pejabat korup.

Kaisar Chengzu ( Yongle )
Untuk mempertahankan wewenang keluarga kerajaan, kaisar Hongwu menunjuk lebih dari 20 putranya sebagai pangeran yang diberi tanggung jawab atas tempat strategis di seluruh negeri. Putra keempatnya, Zhu Di, yang ditempatkan di Beiping telah mengincar tahta sejak dulu.

Ketika kaisar Hongwu meninggal, cucu tertuanya, Zhu Yunwen naik tahta sebagai kaisar Jianwen. Dia pun memulai rencana untuk menyingkirkan para pangeran – pangeran tersebut.

Pemberontakan Jingnan yang dipimpin oleh Zhu Di pun dimulai. 1402, Nanjing, ibukota Ming berhasil diserbu oleh pasukan Zhu Di. Istana kekaisaran pun dibakar, namun kaisar Jianwen tidak dapat ditemukan. Zhu Di pun naik tahta sebagai kaisar Chengzu atau kaisar Yongle.

Kaisar Jianwen sendiri tidak ditemukan dan dikatakan dia kabur dan menyamar menjadi biksu.

Di bawah pemerintahannya, dia memerintahkan pembangunan Istana Terlarang di Beijing dan Menara Keramik di Nanjing

Ibukota akhirnya dipindahkan ke Beijing. Dalam pemerintahannya pula, Ensiklopedia Yongle, ensiklopedia terbesar dalam sejarah China yang berisikan pengetahuan soal drama, seni, budaya, sejarah, pertanian, pengobatan, geografi, biologi, pengobatan serta astrologi dan teknologi.

Meskipun dalam pemerintahannya, budaya Ming berkembang pesat, dia adalah seorang kaisar yang keras seperti ayahnya, kaisar Hongwu, dimana dia mengeksekusi orang yang dia curigai akan menentangnya.

Perjalanan Zheng He ( Cheng Ho )
Tahun 1405, Kaisar Chengzu mengirim kasim Zheng He ( Cheng Ho ) dan armadanya dalam misi diplomatik ke laut barat. Dari 1405 sampai 1433, Zheng He mengarungi Asia Tengara, Teluk Persia, Laut Merah hingga Afrika Timur. Hal ini memajukan pertukaran ekonomi dan budaya negara dan menjadi peristiwa penting dalam sejarah dunia.

Mulai Merosotnya Dinasti Ming
Kaisar Hongxi dan Xuande naik tahta setelah kaisar Chengzu wafat. Mereka mempertahankan stabilitas sosial dengan pemerintahan yang jujur dan adil. Kaisar Zhengtong naik tahta setelah kaisar Xuande wafat. Kaisar – kaisar setelah Zhengtong adalah kaisar yang bodoh. Para kasim mulai mencari keuntungan lagi dari situasi seperti ini.

Manipulasi Kasim
Selama pemerintahan kaisar Chengzu, kekuasaan kasim mulai berkembang kembali. Kaisar Chengzu mendirikan biro Kamar Timur, yang bertugas memata – matai pejabat dan rakyat dan berkelompok menentang istana,. Ia mengangkat salah satu kasim terdekatnya menjadi direktur biro ini, dan kekuasaan kasim pun mulai tumbuh.

Salah satunya adalah Liu Jin, kasim yang bertanggung jawab atas kesenangan kaisar pada masa pemerintahan kaisar Zhengde. Dia mengendalikan urusan istana. Penaikan dan penurunan pangkat para pejabat semua tergantung keinginan pribadinya. Dia juga membuat badan intelejen yang menangkap dan menyiksa orang yang menentangnya.

Yu Qian
Yu Qian adalah seorang menteri setia. Dia menjabat sebagai menteri kehakiman, perang dan gubernur Henan dan Shanxi.

Tahun 1499, pasukan Ming dikalahkan oleh bangsa Qyrat, dan kaisar Zhengtong ditangkap. Seluruh negara pun terkejut. Banyak pejabat yang mengusulkan pemindahan ibukota ke Sichuan untuk menghindari serangan lebih lanjut.

Yu Qian pun ditugaskan untuk menjaga Beijing. Dia pun mengusulkan untuk mengangkat kaisar baru untuk menenangkan rakyat. Kaisar Jingtai pun naik tahta.

Di bawah komando Yu Qian, akhirnya bangsa Qyrat berhasil diusir dari Beijing. Kaisar Zhengtong pun berhasil diselamatkan.

Tahun 1457, kaisar Jingtai sakit parah dan kaisar Zhengtong mengambil kembali kekuasaan. Dia membuang kaisar Jingtai dan Yu Qian, sebelum akhirnya Yu Qian dihukum mati dengan tuduhan pemberontakan.

Setelah Yu Qian wafat, pengawal kekaisaran mulai menyita rumahnyal. Yang mereka temukan hanyalah gubuk sederhana dengan satu ruangan. Tidak ada barang berharga sama sekali, hanya ada buku – buku tata negara, peralatan bela diri serta perabotan rumah tangga. Para pengawal tersebut pun menangis terharu, seorang pejabat yang jujur dan sederhana harus berakhir tragis.

Tahun 1460, pemberontakan kecil yang dipimpin lawan – lawan politik Yu Qian yang menjebaknya terjadi, namun berhasil ditumpas. Saat itulah Zhengtong sangat menyesal telah menghukum mati Yu Qian.

Reformasi Zhang Juzheng
Selama pemerintahan kaisar Wanli, Zhang Juzheng membantu kaisar muda dan mengurus urusan istana. Ia membuat perubahan drastis dalam lembaga militer, politik dan ekonomi. Berkat kebijakannya, beban para petani berkurang, proyek bangunan penyimpanan air dijalankan, memperkuat pertahanan di perbatasan dan meningkatkan aspek transportasi.

Tindakan reformasi ini memberikan hasil luar biasa. Lumbung kekaisaran sangat penuh dan cukup untuk memberi rakyat makan selama 10 tahun.

Reformasinya berhasil memperbaiki rezim yang korup, namun mengganggu kepentingan keluarga kaya dan berkuasa. Setelah kematiannya, para menteri yang tidak menyukainya pun menghentikan kebijakan reformasi yang diperkenalkan oleh Zhang Juzheng. Akhirnya rezim Ming mulai merosot lagi.

Qi Jiguang melawan Jepang
Akhir abad 15 , di Jepang terjadi masa perang. Tentara – tentara yang kehilangan pekerjaan membentuk kelompok perompak. Mereka sering menyerang tepi pantai China dan bekerja sama dengan pejabat lokal yang korup untuk menjarah daerah – daerah tersebut.

Tahun 1555, Qi Jiguang ditugaskan untuk menjaga 3 prefektur yakni Ningbo, Shaoxing & Taizhou. Pasukan Qi Jiguang sangat ditakuti karena mobilitas dan kekuatannya yang luar biasa. Mereka pun berhasil menghapuskan kekuatan perompak yang sudah lama mengancam keamanan negara.

Wei Zhongxian
Wei Zhongxian, kasim pada masa pemerintahan kaisar Tianqi adalah kasim yang bengis. Dia menjebak banyak pejabat jujur dan membunuh mereka. Para penjilat menyanjungnya dengan menyebutnya “Manusia 9 Ribu Tahun” , di bawah kaisar yang bergelar “Manusia 10 Ribu tahun. Dia bahkan membangun kuil yang khusus dibuat untuk memujanya.

Pemberontakan Li Zicheng
Pada periode akhir dinasti Ming, terjadi banyak kelaparan. Para pejabat korup tetap menarik pajak. Akibatnya rakyat pun memberontak. Li Zicheng, sang pemimpin pemberontakan memproklamirkan dirinya sebagai Chuang Wang ( Raja Penghancur ). Akhirnya Li Zicheng berhasil menduduki Beijing, kaisar Chongzhen dari Ming pun bunuh diri.


Qing Dynasty
Periode :
1644 – 1911

Dinasti Qing dikenal juga sebagai Dinasti Manchu dan adalah satu dari dua dinasti asing yang memerintah di Cina setelah dinasti Yuan Mongol dan juga adalah dinasti yang terakhir di Cina.

Asing dalam arti adalah sebuah dinasti pemerintahan non-Han yang dianggap sebagai entitas Cina di zaman dulu. Dinasti ini didirikan oleh orang Manchuria dari klan Aisin Gioro , kemudian mengadopsi tata cara pemerintahan dinasti sebelumnya serta meleburkan diri ke dalam entitas Cina itu sendiri.

Timeline :
1644 – Pasukan Qing melewati tembok raksasa dibantu oleh Wu Sangui
1661 – Kaisar Kangxi naik tahta
1673 – Pemberontakan 3 Pangeran
1689 – Perjanjian Russia – China ditandatangani
1690 – Ekspedisi melawan Galdan
1722 – Kaisar Kangxi wafat dan Kaisar Yongzheng naik tahta
1735 – Kaisar Yongzheng wafat dan Kaisar Qianlong naik tahta
1795 – Kaisar Qianlong turun tahta dan Kaisar Jiaqing naik tahta
1839 – Lin Zexu membakar opium
1840 – Peran Opium Pertama
1842 – Perjanjian China – Inggris ditandatangani
1850 – Pemberontakan Taiping
1856 – Perang Opium Kedua
1861 – Ibu Suri Cixi menjadi wali
1898 – Reformasi Seratus Hari digagalkan
1900 – Alliansi 8 Negara mengalahkan Qing
1908 – Pu Yi naik tahta
1911 – Dinasti Qing berakhir

Nurhachi
Kelompok bangsa Jurchen yang disebut Jianzhou berkembang di China timur lau dibawah kepemimpinan Nurhachi . Tahun 1616, dia pun berhasil menyatukan bangsanya dan mendirikan rezim Jin Akhir. Tahun 1618, dia pun menyerang Ming.

Tahun 1626, Nurhachi wafat dalam pertempuran dan putranya, Hong Taiji naik tahta. Dia memproklamirkan dirinya sebagai kaisar dan mengubah Jin Akhir menjadi Qing dan menamakan etnisnya Manchu.

Pasukan Qing Menyebrangi Tembok Raksasa
Ketika mendengar pasukan pemberontak berhasil menduduki Beijing, Jendral Wu Sangui dari Ming pun meminta bantuan pasukan Qing. Alasan Wu Sangui melakukan ini adalah karena tunangannya diculik oleh salah satu jendral yang melayani Li Zicheng

Oktober 1644, Kaisar Shunzi dari Qing, putra Hong Taiji memerintahkan jendralnya, pangeran Dorgon membantu Wu Sangui untuk mengalahkan Li Zicheng dan menduduki Beijing. Rezim Li Zicheng hanya berlangsung selama 1 bulan.

Wu Sangui sendiri diberikan kedudukan dalam rezim Qing.

Shi Kefa
Meskipun sudah di ambang kehancuran, sisa – sisa dari dinasti Ming tetap melakukan resistensi melawan rezim Qing. Zhu Yousong, putra kaisar Chongzhen ditunjuk untuk menjadi kaisar Hongguang.

Dengan bantuan tentara dan kaum sipil di Yangzhou, Shi Kefa, jendral Ming mengorganisasikan pertahanan menghadapi pasukan Qing yang bergerak menuju selatan.

Setelah bertahan mati – matian dari serangan meriam Qing yang mengepung kota, persediaan makanan dan amunisi pasukan Ming semakin menipis.

Shi sadar bahwa ia tidak akan dapat bertahan lebih lama lagi. Ia menggigit jari dan menggunakan darahnya untuk menulis surat terakhirnya. Surat pertama ditujukan pada Kaisar Hongguang yang berisi nasihat agar sang kaisar menghentikan hidup yang bergelimang pesta-pora karena negara dalam keadaan kritis, surat berikutnya berisi kata-kata perpisahan untuk ibu dan istrinya.

Tak lama kemudian pasukan Qing berhasil merobohkan tembok kota Yangzhou. Pasukan raksasa Qing menyerbu ke dalam kota bagaikan air bah. Shi Kefa sendiri hampir melakukan bunuh diri namun dicegah oleh para bawahannya.

Bersama beberapa bawahan yang setia, ia mencoba meninggalkan kota lewat gerbang timur. Namun karena tidak ingin lari sebagai pengecut sementara pasukannya dibantai, dia pun menyerahkan diri.

Pangeran Dodo dari Qing yang memimpin penyerangan pun terkesan akan kesetiaan dan kemampuannya, menawarkan agar Shi Kefa melayani Qing. Namun ia menolak dan memilih mati.

Dodo tak punya pilihan lain selain mengeksekusi Shi Kefa, namun ia masih menaruh dendam atas perlawanan sengit rakyat Yangzhou yang menyebabkan banyak korban di pihaknya.

Setelah Shi Kefa dihukum mati, pasukan Qing melakukan pembantaian massal terhadap rakyat Yangzhou, kebrutalan pasukan Qing berlangsung selama sepuluh hari dan menewaskan ratusan ribu rakyat disana dan sekitarnya. Tragedi ini dikenal dalam sejarah sebagai “Pembantaian di Yangzhou”

Gaya Rambut Penghinaan
Orang Manchu memiliki kebiasaan mencukur rambut bagian depan dan mengenakan kepang. Untuk menerapkan kebiasaan ini kepada orang Han di China, rezim Qing mengeluarkan ultimatum pada tahun kedua pemerintahan kasiar Shunzhi kepada etnis Han untuk mencukur rambut bagian depan dan mengepang rambutnya. Yang melanggar akan dieksekusi.

Banyak etnis Han yang berusaha mempertahankan martabatnya, melancarkan pemberontakan, namun berhasil ditumpas.

Kaisar Kangxi
Kaisar Kangxi adalah salah satu kaisar terbesar dalam sejarah China. Ia naik tahta saat dia berusia 8 tahun dengan bantuan Oboi. Oboi mengambil kesempatan dari Kangxi yang masih sangat muda untuk memonopoli urusan istana.

Tahun 1667 , Kangxi dewasa mulai mengepalai urusan istana dan berhasil menyingkirkan Oboi.

Wu Sangui, sang jendral Ming pengkhianat diangkat sebagai pangeran Pingxi. Shang Kexi menjabat sebagai pangeran Pingnan dan Geng Zhongmin adalah pangeran Jingnan. 3 orang ini dikenal sebagai tiga pangeran. Mereka memiliki negara bagian sendiri.

Wu Sangui menjadi sombong dan membuat rencana untuk menggulingkan Qing.

Kangxi sadar bahwa 3 kekuatan ini akan menganggu rencananya memperkuat pemerintahan. Dia sangat mengharapkan kesempatan untuk melemahkan mereka.

Ketika Shang Kexi pensiun karena tua, Kangxi pun membubarkan negara bagian tersebut. Wu Sangui yang tidak senang pun memberontak, namun pada akhirnya, ketiga kekuatan ini berhasil dikalahkan oleh Kangxi.

Di utara, pasukan Russia telah menjarah daerah China di Heilongjiang sejak abad 16. Kangxi pun mengirim pasukan untuk menyerang balik Russia . Pos Russia di Albazin akhirnya direbut kekuatan Qing pada tahun 1585.

Tahun 1689, kedua negara menandatangani perjanjian Nerchinsk yang menentukan perbatasan antara kedua negara.

Tahun 1690, Galdan memimpin etnis Mongolia untuk menyerang Qing. Kangxi pun melancarkan 3 ekspedisi yang berhasil menghancurleburkan kekuatan Mongolia dan mengembalikan stabilitas.

Kangxi dikenal sebagai kaisar yang berpandangan luas. Ia mempekerjakan cendikiawan dari etnis Han sebagai pejabat ataupun ilmuwan. Hal ini mengurangi konflik antar etnis.

Dia juga sangat mendukung para petani dengan kebijakannya. Pajak dikurangi dan tanah pertanian dibagikan secara cuma – cuma kepada para petani.

Kaisar Kangxi juga adalah kaisar yang sangat cerdas. Dia sangat supportif dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dia mengangkat Ferdinand Verbiest, misionaris Belgia sebagai wakil kepala Biro Matematika yang bertuga menyusun kalender dan kontruksi alat astronomi. Banyak pengetahuan dari Eropa diterapkan dalam negara , khususnya bidang matematika.

Kangxi wafat tahun 1722, pada usia 69 tahun. Ia memerintah selama 61 tahun, terlama dalam sejarah China. Putra keempatnya, Yinzhen naik tahta sebagai kaisar Yongzheng.

Kaisar Yongzheng
Kaisar Yongzheng adalah tipe pemimpin yang bekerja keras, target utamanya adalah menciptakan pemerintahan yang efektif, jujur dengan pengeluaran serendah mungkin.

Setelah ia naik tahta, dia menghukum mati atau menahan beberapa saudaranya yang mungkin mengancam pemerintahannya.

Wen Zi Yu, atau penindasan intelektual mencapai puncak selama pemerintahannya, dimana tulisan – tulisan yang mengecam politik Qing akan ditindak keras.

Yang paling terkenal adalah kasus Lu Liuliang yang menolak mengabdi pada pemerintahan Qing setelah kejatuhan Ming. Dia pun menjadi biksu dan menulis karya – karya yang mengecam pemerintahan Qing.

Yongzheng pun menerbitkan buku berjudul “Bangkit dari Angan – Angan” yang menolak konsep Lu Liuliang, dan mengeluarkan dekrit bahwa setiap rakyat harus memiliki buku tersebut.

Setelah Lu Liuliang meninggal, makamnya dijarah dan mayatnya dibawa dan dihukum di depan umum. Keluarga Lu Liuliang pun dieksekusi.

Yongzheng adalah kaisar yang kontroversial, di satu sisi, selama pemerintahannya, korupsi berhasil dientaskan dan negara sejahtera, namun di sisi lain, dia seorang paranoid yang berdarah dingin bahkan kejam terhadap musuh – musuhnya.

Kaisar Qianlong
Setelah Kaisar Yongzheng meninggal pada tahun 1735, Kaisar Qianlong naik tahta. Dinasti Qing yang telah makmur selama 7 dekade pemerintahan Kangxi – Yongzheng dilanjutkan oleh Qianlong. Dalam sejarah, periode 1 abad dari Kangxi – Yongzheng – Qianlong disebut Periode Harmoni Kang Qian

Selama pemerintahannya, dia menaklukan berbagai negara – negara tetangga dan membuat wilayah terbesar dalam sejarah China.

Dia pun menyetujui penyusunan koleksi buku yang berisi kumpulan pengetahuan budaya dalam Siku Quanshu ( Pustaka Lengkap Empat Harta ). Terdiri dari 36 ribu volume buku, karya ini disusun selama 20 tahun.

Beberapa karya anti-Qing tetap dimusnahkan selama pemerintahannya.

Namun saat usia senjanya, dia mulai memudar kebesarannya. Karena sombong, ia hanya mau mendengar puji – pujian. Ia memberi kepercayaan besar kepada He Shen, yang menyalahgunakan kekuasaan untuk menumpuk kekayaan pribadi.

Kampanye militer yang dilancarkannya pun tidak semuanya sukses, namun memakan biaya besar.

Gaya hidupnya yang mewah membuat Qing beralih dari kemakmuran menuju kemerosotan.

Opium
Pada awal abad 19, pedagang Inggris mengekspor sejumlah besar opium ke Qing. Opium tidak hanya menimbulkan ketagihan yang membahayakan kesehatan, namun juga meningkatkan impor secara drastis dan menguras harta kekaisaran.

Tahun 1838, kaisar Daoguang memerintahkan Lin Zexu untuk melarang perdagangan opium. Lin Zexu pun memerintahkan para pedagang Inggris menyerahkan opium – opium tersebut untuk dibakar.

Lin Zexu terkenal akan perkataannya “Selama opium belum dimusnahkan, aku tidak akan kembali ke ibukota”

Lin Zexu
Lin Zexu adalah pejabat jujur yang hidup pada masa Kaisar Daoguang dari Dinasti Qing, dia juga adalah seorang filsuf, ahli kaligrafi dan penyair. Berkat usahanya yang gigih, Kaisar Daoguang menugaskannya untuk membahas penerapan larangan terhadap perdagangan obat bius.

Sebelumnya dia menuliskan surat kepada Ratu Victoria muda, dan bercerita tentang keadaan negaranya yang kacau karena imperialisme berkedok perdagangan ini, namun entah kenapa tidak pernah sampai ke tangan Ratu.

Pada tanggal 3 Juni 1839, berpeti-peti opium yang telah disita ditumpuk di pantai Humen untuk dimusnahkan di depan publik. Dua lubang besar digali dan di tengah dibangun sebuah panggung tinggi. Masyarakat berkumpul memenuhi pantai itu untuk menyaksikan peristiwa yang kelak akan tercatat dalam sejarah ini. Ketika waktunya tiba, Lin dengan berwibawa naik ke panggung dan memberi perintah untuk mulai memusnahkan barang haram itu. Orang-orangpun mulai memenuhi lubang itu dengan air laut lalu menceburkan opium ke dalamnya. Opium yang telah dibinasakan ke dalam laut itu seperti lumpur mengalir ke laut terbuka. Gegap gempita yang nyaring membahana di pantai itu. Para penonton bertepuk tangan, bersorak dan menari-nari menyaksikan kemenangan melawan obat bius itu.

Perang Opium
Untuk membalas tindakan Lin Zexu, Inggris pun menyatakan perang terhadap Qing. Karena tidak kuat menghadapi persenjataan modern Inggris, Qing pun terdesak.

Demi mencari perdamaian, pemerintah memecat Lin Zexu. Tahun 1842 pasukan Inggris menduduki Shanghai dan Zhenjiang. 12 pelabuhan dibuka hanya untuk Inggris dan Hongkong beserta 21 juta tael perak diserahkan sebagai ganti rugi untuk Inggris.

Kolonialis asing pun mulai memaksa China untuk membuka diri dan mengeruk keuntungan darinya.

Pemberontakan Taiping
Setelah perang opium, rezim Qing memberatkan rakyat karena harus membayar ganti rugi kepada Inggris.

Hong Xiuquan yang menganut Kristen memimpikan seorang malaikat datang kepadanya. Dia pun menganggap dirinya sebagai saudara Yesus Kristus.

Dia pun mengumpulkan banyak pengikut. Ia lalu menyatakan berdirinya “Kerajaan Surga Taiping” pada 11 Januari 1851.

Takut akan berkembang pesatnya pemberontakan ini, pemerintah Qing pun meminta bantuan kepada Inggris. Setelah perang saudara yang memakan 20 juta jiwa selama 14 tahun, Qing pun keluar sebagai pemenang dengan kompensasi berupa utang yang mengakibatkan keterbukaan yang semakin dipaksakan untuk imperialisme barat.

Ibu Suri Cixi
Ia adalah wanita penguasa terkenal kedua dalam sejarah China. Tidak seperti Wu Zetian yang merebut tahta, dia mengendalikan politik dari balik layar.

Seorang konservatif yang keras, dia memandang tindakan reformasi akan mengancam kekuasaannya. Dia juga manipulator yang cerdik dan licik, yang berusaha mempertahankan kedudukannya.
Penguasa di Balik Layar
Cixi dilahirkan dalam keluarga bangsawan Manchu dan menjadi wanita istana saat berusia 17 tahun. Ia sangat disukai oleh kaisar Xianfeng. Ketika kaisar Xianfeng wafat, putranya yang berusia 6 tahun mengambil alih tahta sebagai kaisar Tongzhi. Setelah kematian kaisar Tongzhi, Cixi menempatkan keponakannya, Zaitian sebagai kaisar Guangxu.

Khawatir akan perang Jepang – China yang meletus pada tahun 1894, Cixi mengusulkan perdamaian secepatnya kepada kekuatan asing yang menyerang. Akhirnya pada tahun 1895, peperangan ini berakhir dengan kekalahan Dinasti Qing dan penandatanganan Perjanjian Shimonoseki yang berakibat pada ganti rugi sebesar 30 miliar tael kepada Jepang.

Qing pun kehilangan kontrol atas semenanjung Korea, Taiwan dan beberapa daerah lainnya

Reformasi 100 Hari
Setelah dewasa, Juni 1898, Guangxu memulai Reformasi Seratus Hari.

Dikenal juga sebagai reformasi Wuxu, gerakan ini merupakan gerakan patriotik yang bertekad mereformasi politik, ekonomi, kebudayaan dan militer Qing, misalnya pembangunan jalur kereta api, akademi dan universitas modern dan industri bergaya barat. Bisa dikatakan mirip Restorasi Meiji di Jepang.

Didukung kaisar Guangxu yang reformis, proyek ini berlangsung selama 103 hari sebelum akhirnya dipadamkan oleh permaisuri Cixi.

Cixi yang memandang kebijakan ini akan mengancam kekuasaannya pun mengumbar aib Guangxu yang ditangkap setelah di kudeta oleh jendral Ronglu dan mengatakan bahwa ia tidak pantas menjadi seorang kaisar.

Para pejabat reformis yang mengusulkan proyek ini pun dihukum mati.Kaisar Guangxu pun diasingkan dan reformasi pun berakhir sia – sia.

Pemberontakan Boxer
Cixi yang konservatif memanfaatkan kaum Boxer, rakyat jelata yang membenci orang asing. Pada tanggal 2 November 1899, pemberontakan Boxer pecah dengan tujuan menghapus segala pengaruh barat dari China dan Cixi pun mendukung pergerakan tersebut.

Kekuatan barat pun membalas dengan membentuk Aliansi Delapan Negara (Austria-Hongaria, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat).

Militer Qing tidak dapat mencegah mereka dan akhirnya kalah. Negara – negara barat pun memaksakan perjanjian Protokol Boxer. Perjanjian ini menjamin kehadiran tentara internasional di Beijing dan ganti rugi sebesar £ 67 juta.

Setelah kembali ke ibukota, Cixi mencoba merayu Barat. Ia mengundang istri korps diplomatik ke acara minum teh siang di Kota Terlarang. Cixi juga mengangkat pejabat yang sangat reformis, terutama Yuan Shikai. Pejabat-pejabat tinggi dikirim ke Jepang dan Eropa untuk menyusun rencana reformasi hukum, pendidikan, struktur pemerintahan, dan kebijakan sosial. Ironis sekali, mengingat Cixi mendukung penerapan program reformasi yang lebih radikal daripada yang diusulkan oleh reformis-reformis yang ia penggal tahun 1898.

Sang Ibu Suri pun meninggal pada usia 73 tahun pada 15 November 1908, sehari setelah kematian kaisar Guangxu yang berusia 37 tahun. Sebelum kematiannya, Cixi mengangkat cucunya, Pu Yi yang baru berusia 3 tahun sebagai kaisar.

Pu Yi
Setelah kematian Kaisar Guangxu, Ibu Suri Cixi yang meninggal 1 hari setelahnya mengangkat putra keponakannya, Pu Yi menjadi kaisar Xuantong.

Pu Yi baru berusia 3 tahun saat itu. Selama upacara kenaikan tahta, ratusan pejabat sipil berlutut dan mengelukannya. Pu Yi yang duduk di atas tahta ketakutan dan menangis.

Ayahnya, pangeran Chunqin, sangat cemas sehingga ia berbicara tanpa sempat berpikir panjang

“Kita akan pulang kalau sudah selesai, nak !”

Para pejabat yang berlutut pun salah mengartikan “pulang” sebagai kembali ke tanah Manchu.

Yang dikatakan pangeran Chunqin selama upacara ini ternyata benar terjadi setelah 3 tahun kenaikan Pu Yi.

Sun Yat Sen
Sun Yat Sen, seorang dokter mendirikan Liga Revolusioner China pada tahun 1905. Ia merumuskan Tiga Prinsip Kerakyatan atau Doktrin San-Min yang berisikan prinsip kehidupan rakyat, demokrasi dan nasionalisme.

3 prinsip ini adalah bagian dari filosofi Sun Yat Sen untuk menjadikan China sebagai negara republik merdeka yang kuat dan makmur.

Tahun 1911, revolusi kaum republik pun meletus di bawah pimpinannya. Untuk menekan kekuatan revolusioner, Qing pun mengangkat Yuan Shikai untuk menumpas revolusi ini.

Berakhirnya Dinasti Qing
Pangeran Chunqin berniat membunuh Yuan Shikai sesuai wasiat kaisar Guangxu namun digagalkan dengan alasan membunuh Yuan dapat mengakibatkan pemberontakan tentara Beiyang.

Karena kekuatan militer tentara Beiyang yang dipimpin Yuan Shikai cukup besar, Yuan dipanggil lagi untuk memerangi kekuatan nasionalis di selatan yang dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen.

Pemberontakan di Wuchang pada 10 Oktober 1911 berhasil dan diikuti dengan didirikannya Republik Cina di selatan dengan Nanjing sebagai ibukota dan Sun Yat Sen sebagai kepala negara sementara. Sejak saat itu berbagai propinsi di selatan menyatakan lepas dari dinasti Qing untuk bergabung dengan republik.

Yuan Shikai menyingkirkan pangeran Chunqin dan membuat kabinet yang isinya adalah kroni-kroninya dengan Yuan sendiri sebagai Perdana Menteri. Namun Yuan berhubungan dengan Sun untuk kepentingan pribadinya.

Sun Yat Sen pun setuju untuk menyerahkan tampuk kepresidenan untuk Yuan bila ia setuju untuk memaksa Kaisar Xuantong (Puyi) turun tahta.

Revolusi Xinhai pun meletus pada 10 Oktober 1911, dan dinasti Qing pun berakhir pada 12 Februari 1912 setelah Pu Yi turun.

Sun Yat Sen part 2

Sun Yat-Sen adalah seorang pemimpin kunci revolusi Cina dan diakui secara luas sebagai Bapak Negara Cina Modern, baik di Cina Daratan maupun Taiwan.

Sun Yat Sen lahir keluarga nelayan di Kanton, China. Saat berusia 13 tahun, dia mendapatkan undangan untuk belajar di sekolah misionaris di Hawaii. Disana dia belajar bahasa Inggris. 5 tahun kemudian, dia kembali ke China dan berkuliah di Queen’s College di Hong Kong. Setelah lulus dia melanjutkan studi di Hong Kong Medical College. Tahun 1892, dia lulus sebagai sarjana kedokteran. Disini pula dia membuat susunan rencana untuk memodernisasi China, namun ditolak mentah – mentah oleh kekaisaran Qing.

1894, dia kembali ke Hawaii dan disanalah dia membuat komunitas yang bertujuan membuat China Republik, mengusir Manchu dan mengembalikan kepemilikan tanah pada rakyat. Setahun kemudian, dia kembali ke China, melancarkan pemberontakan namun gagal.

Dia pun melarikan diri ke Eropa, dan akhirnya sampai ke Jepang. Disana dia dikenal sebagai Nakayama Sho. 1905, dia bersama mahasiswa – mahasiswa China di Jepang membentuk Tongmeng Hui, yang berarti Alliansi Revolusioner.

1911, terjadi pemberontakan Wu Chang di Qing, yang dipimpin Huang Xin. Mendengar ini, Sun Yat Sen pun kembali ke China, dan menyatukan para pasukan pemberontak. Kuomintang ( Gerakan Nasionalis China ) pun terbentuk dengan 3 Asas Rakyat yang disusun oleh Sun Yat Sen. Para anggota Kuomintang pun setuju jika pemberontakan ini berhasil, Sun Yat Sen akan diangkat menjadi presiden.

Kuomintang berada dalam posisi yang sangat buruk. Mereka tidak memiliki badan militer tetap dan masih sangat lemah untuk melawan. Beberapa provinsi di selatan memang sudah menyatakan akan melawan Qing, namun tidak dengan provinsi – provinsi di utara, sehingga mengakibatkan kebinggungan di antara pemberontak.

Yuan Shikai, kepala tentara Beiyang, dan salah satu menteri penting dalam kabinet Qing, menawarkan akan membantu mengabdikasikan Pu Yi, kaisar Qing, dengan syarat, Sun Yat Sen memberikan posisinya sebagai Presiden kepada Yuan jika dia berhasil. Sun Yat Sen pun setuju.

Akhirnya, tahun 1912, Pu Yi dipaksa pun turun , dan kekaisaran Qing pun berakhir.

Nasib Pu Yi Setelah Kejatuhan Qing part 1
*full credits to mod berwin

Setelah Yuan Shikai memaksa Pu Yi yang baru berusia 5 tahun untuk turun dari tahtanya, pihak Qing meminta agar kaisar dan keluarganya tetap di ijinkan tinggal di Kota Terlarang sebagai ganti penyerahan kekuasaan. Yuan Shikai setuju, namun kekuasaan tetap berada di tangannya.

Kaisar dan keluarganya boleh tinggal di kota terlarang tetapi hanya ditempatkan di Istana timur, istana ini umumnya tempat bagi para selir dan permaisuri kaisar. Yuan Shikai sendiri kemudian mengangkat dirinya sebagai Presiden dan Perdana Menteri Republik China.

So sejak saat ini Kaisar sudah gak memerintah lagi China, hanya gelar saja dan hanya hidup di Kota Terlarang. Didalam kota terlarang dia adalah Kaisar, tetapi di luar kota terlarang dia hanyalah salah satu penduduk Republik China. Yuan Shikai sengaja menggunakan “kaisar” sebagai boneka dan kambing hitam, karena itu dia tidak mengusir atau membunuh kaisar atau keluarganya, itu adalah salah satu “kartu as” yg dia miliki.

Pu Yi menjadi kaisar dari tahun 1908-1911 dan menjadi “kaisar boneka” dari thn 1911-1924.

Yuan Shikai dan Kekaisaran China

1913, pemilu demokratis untuk memilih perdana menteri China pun dilaksanakan, dan Kuomintang mendapatkan kemenangan telak. Song Jiaoren, anggota Kuomintang dianggap sebagai kandidat terkuat.

Tujuan Song Jiaoren ini bertentangan dengan ambisi Yuan Shikai, dimana dia menyatakan keinginannya untuk memberikan batasan pada kekuasaan yang dipegang Presiden ( dalam konteks ini, Yuan Shikai ) terlalu besar. Sesuai yang diperkirakan, Kuomintang pun menang dalam pemilu ini.

20 Maret 1913, Song Jiaoren terbunuh setelah tertembak di Shanghai. Yuan Shikai pun dicurigai sebagai orang di balik ini, namun karena bukti yang sedikit, penyelidikan pun tak dilanjutkan.

Tensi pun meningkat diantara Kuomintang dan Yuan Shikai. Yuan Shikai akhirnya mencap Kuomintang sebagai organisasi terlarang.

Melihat keadaan yang semakin panas, Sun Yat Sen melarikan diri ke Jepang pada tahun 1913, dan melancarkan revolusi kedua, melawan Yuan Shikai. Namun revolusi ini gagal karena Yuan Shikai berhasil mempengaruhi para gubernur untuk melayaninya entah karena setia kepadanya atau disogok olehnya. Dia pun memberikan mereka akses ke kekuatan militer negara.

12 Desember 1915, Yuan Shikai yang merasa kekuasaannya aman dari lawan – lawan politiknya, dan setelah disupport oleh kabinetnya, menyatakan dirinya sebagai kaisar Hongxian dan menamakan rezimnya sebagai Kekaisaran China ( Zhong Guo Di Guo ).

Kepercayaan dirinya salah, dia ditentang oleh rakyatnya, para pejabat dan pihak internasional. Jepang sampai mengancam akan menyerang. Beberapa gubernur memberontak karena memiliki kekuasaan militer yang sebelumnya diberikan oleh Yuan Shikai. China pun jatuh dalam periode perang antar para gubernur.

Yuan Shikai sendiri meletakkan kekuasaannya pada 22 Maret 1916, dan setelah diancam, dipermalukan dan dikhianati, dia pun meninggal pada 5 Juni di tahun yang sama. Kekaisaran China pun hanya berlangsung selama kurang dari 100 hari.

0 komentar:

Posting Komentar

Model Artis Terseksi

Cewek Cantik Hot

Solusi Soal CINTA

Wanita Idola

Postingan Populer